EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street menguat pekan lalu. Indeks volatilitas mulai bergerak naik, memasuki hari ketiga government shutdown. Meski demikian, investor masih optimistis shutdown hanya berlangsung singkat, dan berdampak terbatas terhadap ekonomi Amerika Serikat (AS). 

Akibat shutdown itu, rilis data tenaga kerja tertunda. Sebagian besar investor masih memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga 25 basis points (bps) pada pertemuan Oktober 2025. Harga emas spot naik 0,7 persen menjadi USD3,884 per troy oz, setelah mencapai level tertinggi baru USD3,896 per troy oz. 

Dollar AS (USD) melemah terhadap mayoritas mata uang utama dunia lainnya. Pekan ini, fokus perhatian pasar masih tertuju pada perkembangan shutdown AS. Beberapa rilis data ekonomi pemerintah AS akan tertunda. Namun, FOMC minutes dan Michigan Consumer Sentiment diperkirakan masih akan dapat dirilis. 

Investor domestik akan mencermati rilis data cadangan devisa, consumer confidence, penjualan sepeda motor, penjualan ritel, dan penjualan mobil. Menteri Keuangan Purbaya meramal pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2025 berada di atas level 5,5 persen, didukung ekspansi fiskal, penyaluran dana menganggur, stimulus ekonomi, dan kebijakan moneter longgar.

Namun, pada kuartal III-2025 diperkirakan ekonomi cenderung melambat. Secara teknikal, beberapa indikator mengindikasikan indeks Harga Saham gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan. Sepanjang pekan ini, indeks akan menguji level resistance di kisaran 8.170. 

Menilik data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Bank BTPN Syariah (BTPS), Astra International (ASII), Trimegah Bangun Persada (NCKL), XLSmart Telecom (EXCL), Aspirasi Hidup Indonesia (ACES), dan Midi Utama (MIDI). (*)