EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih berpotensi melanjutkan koreksi. Itu mengingat sentimen eksternal dari inflasi belum terkendali.
Selain itu, investor asing berpotensi melanjutkan aksi profit taking di tengah pelemahan rupiah. ”Kami perkirakan IHSG bergerak pada rentang support 6.600, resisten 6.680,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Kamis (14/7).
Secara teknikal, Indeks membentuk candle hitam cukup tebal, dan kembali menguji support area 6.600. Saat ini, belum ada sinyal pembalikan arah Indeks. Beberapa saham berpotensi naik untuk perdagangan hari ini antara lain AVIA, UNTR, WINS, SMGR, TBIG, TOWR, BFIN, dan KAEF.
Indeks kemarin menukik 1,15 persen menjadi 6.641. Beberapa sektor pendorong koreksi Indeks antara lain teknologi tekor 1,77 persen, bahan konsumsi non primer merosot 1,31 persen, dan energi melorot 1,05 persen. Investor asing membukukan net sell Rp873,07 miliar. Saham paling banyak dijual investor asing BBCA, BMRI, dan BBRI.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali ditutup memerah. Itu didorong rilis inflasi kembali menanjak di atas konsensus pasar. Inflasi itu, bisa menyulut The Fed kembali menaikkan suku bunga pada Juli ini. Bursa Asia pagi ini dibuka memerah. Indeks Nikkei tekor 0,11 persen, dan Kospi minus 0,28 persen. (*)
Related News

Ikuti MSCI, BEI Bakal Kaji Ulang Batas Free Float Saham

IHSG Ditutup Naik 0,49 Persen, 3 Saham Afiliasi Boy Thohir Pemicunya

Cegah Pencucian Uang, PPATK Hentikan Puluhan Ribu Rekening Bank Pasif

Swasembada di Depan Pintu; Stok Beras Tembus 3,8 Juta Ton

Ekonom Mandiri Sebut Akselerasi 2025 Perlu Kolaborasi Erat

IHSG Naik 0,22 Persen di Sesi I, 3 Saham Tambang LQ45 Penggeraknya