Akuisisi Tuntas, Pengendali SMKM Beber Aksi Baru
Budi Aris CEO Sumber Mas Konstruksi kala memberi sambutan dalam seremoni pencatatan perdana saham perseroan. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Pemegang saham pengendali dan mayoritas Sumber Mas Konstruksi (SMKM), PT Vina Nauli Jordania, telah menuntaskan penjualan 313.250.000 saham. Saham setara 25 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh itu, dilepas kepada Lim Shrimp Org Pte. Ltd. (LSO). Dengan penuntasan transaksi itu, LSO menjadi pemegang saham pengendali, dan mayoritas baru perseroan.
Akuisisi saham itu, merupakan bagian dari transaksi sebagaimana diatur dalam perjanjian pengikatan jual beli saham bersyarat (CSPA) yang telah ditandatangani antara PT Vina Nauli Jordania dan LSO pada 10 Oktober 2025. Berdasar CSPA itu, LSO berencana mengakuisisi hingga 450 juta saham SMKM, setara 35,91 persen dari seluruh modal saham perseroan, melalui dua tahap.
Dengan pelaksanaan transaksi itu, maka tahap pertama transaksi sebagaimana diatur dalam CSPA telah diselesaikan. Sementara itu, transaksi tahap kedua, mencakup 136.750.000 saham atau sekitar 10,91 persen dari modal saham perseroan, masih bersifat bersyarat. Antara lain terhadap selesainya pelaksanaan penawaran tender wajib, dan pemenuhan persyaratan pendahuluan lainnya sebagaimana diatur dalam CSPA.
Penyelesaian tahap kedua transaksi tersebut diharap dapat dilakukan sebelum, namun tidak lebih dari, 30 Juni 2026, kecuali ada perpanjangan berdasar kesepakatan antara PT Vina Nauli Jordania dan LSO. Sebagai pemegang saham mayoritas, dan pengendali baru perseroan, LSO akan melaksanakan penawaran tender wajib (MTO) sesuai ketentuan dan tata cara yang diatur dalam Peraturan OJK No. 9/POJK.04/2018 tentang penawaran tender wajib.
Setelah proses MTO selesai, SMKM akan memulai proses pembaruan struktur manajemen, melakukan akuisisi atas bisnis saat ini dimiliki LSO melalui mekanisme right issue, dan melakukan pemisahan atas kegiatan usaha saat ini dimiliki SMKM. Seluruh aksi korporasi itu, termasuk permohonan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku di Indonesia.
Melalui akuisisi atas bisnis milik LSO, SMKM akan bertransformasi menjadi perusahaan aquaculture regional, dengan aset, dan kehadiran bisnis aquacultur tersebar di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Setelah akuisisi, LSO berencana untuk memanfaatkan platform SMKM sebagai sarana untuk penggalangan dana, mengoptimalkan keahlian LSO bidang aquaculture, dan komersial guna melaksanakan berbagai inisiatif untuk meningkatkan produktivitas tambak, dan memperluas kapasitas pengolahan udang.
Selain itu, LSO juga akan mengembangkan pipeline target akuisisi potensial sebagai bagian dari strategi integrasi vertical, dan horizontal untuk memperkuat posisi bisnis perseroan di tingkat regional. Dengan memperkuat kemampuan pengolahan hilir (downstream processing), LSO fokus meningkatkan porsi ekspor langsung ke pasar internasional guna mengoptimalkan perolehan margin, secara bertahap memperluas kegiatan usaha ke bidang impor, dan distribusi produk perikanan di pasar-pasar strategis.
Nah, dalam upaya peningkatan produktivitas tambak, LSO juga telah mengembangkan aplikasi seluler berfungsi untuk memperkuat sistem pemantauan, sehingga dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup (survival rate) dan mendorong penerapan budidaya perikanan dengan intensitas lebih tinggi pada tambak tradisional. Indonesia merupakan salah satu produsen utama budidaya perikanan dunia.
Berdasar data Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), Indonesia memproduksi sekitar 15,36 juta ton hidup hasil budidaya perikanan, dan menyumbang sekitar 11 persen dari total produksi global pada 2023. Upaya dilakukan LSO diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia dalam pasar aquaculture global. Dalam industri budidaya udang, LSO memperkirakan peningkatan tingkat kelangsungan hidup (survival rate) dari kurang dari 50 persen menjadi 70–80 persen pada tambak berintensitas rendah dapat meningkatkan produksi udang global hingga sekitar 12 persen.
Berdasar estimasi FAO terhadap ukuran pasar global USD60 miliar, peningkatan tingkat kelangsungan hidup tersebut dapat menghemat hingga sekitar USD7,2 miliar dari potensi kehilangan produksi setiap tahun industri tersebut. LSO saat ini sedang melakukan restrukturisasi internal dalam pelaksanaan akuisisi ini serta untuk memenuhi ketentuan pasar modal, dan peraturan berlaku di Indonesia.
Setelah akuisisi selesai, LSO akan memiliki dan mengoperasikan lebih dari 800 ribu meter persegi tambak udang tersebar di Indonesia dan Malaysia, dengan total 40 kolam budidaya telah beroperasi, serta berencana untuk menambah lebih dari 50 kolam baru di area tambak telah ada guna meningkatkan kapasitas produksi menjadi lebih dari 3.500 ton udang per tahun. Kapasitas pengolahan udang juga akan ditingkatkan dari sekitar 1.200 ton per tahun menjadi lebih dari 5.000 ton per tahun pada tahap awal ekspansi.
Selain itu, LSO juga sedang mengembangkan usaha budidaya teripang laut (sea cucumber) di Pulau Palau, kawasan Pasifik, dengan kapasitas produksi sekitar 1 ton berat kering pada tahap 1 seluas 10 ribu meter persegi (1 hektare). LSO memiliki opsi untuk memperluas area tambak tersebut hingga sekitar 50 hektare, dan seluruh kegiatan pengembangan ini akan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku di Indonesia. Keterangan lebih lanjut akan diumumkan pada waktunya.
Akuisisi atas bisnis milik LSO diharapkan dapat diselesaikan pada kuartal I atau kuartal II tahun 2026, atau pada waktu lain yang akan diumumkan kemudian. Sebelum penambahan lini usaha baru tersebut, SMKM akan tetap beroperasi secara normal dan melanjutkan kegiatan usaha sedang berjalan saat ini.
“Kami menyambut baik langkah strategis ini bersama LSO sebagai bagian dari perjalanan transformasi untuk meningkatkan dan mengembangkan nilai tambah sektor aquaculture Indonesia memiliki potensi besar melalui investasi strategis, dan integrasi rantai pasok. Selama masa transisi ini, kami akan terus memberi dukungan kepada perseroan, dan LSO agar seluruh proses dapat berjalan dengan lancar dan terarah,” tegas Budi Aris, Direktur Utama SMKM. (*)
Related News
Kuartal III 2025, Laba Mitrabara (MBAP) Longsor 97 Persen
PPGL Gulirkan Dividen Interim Minimalis, Cek Jadwalnya
Naik Ribuan Persen, Media Grup Bakrie (VIVA) Raup Laba Rp1,15 Triliun
CBRE Kantongi Kontrak Rp4,3T dengan Konsorsium Anak RAJA-PTRO
Kantongi Restu, ASRM Salurkan Dividen Saham Rp20,93 Miliar
Izin Investor, FOLK Private Placement 394,81 Juta Lembar





