Alasan Warren Buffet Lebih Memilih BYD Daripada Tesla
Elon Musk, CEO Tesla sering merayu Pimpinan Berkshire Hathaway, Warren Buffet menjadi investor di perusahaan otomotifnya itu. Dok/Istimewa
EmitenNews.com -Elon Musk, CEO Tesla sering merayu Pimpinan Berkshire Hathaway, Warren Buffet menjadi investor di perusahaan otomotifnya itu. Namun, Buffett lebih memilih perusahaan mobil listrik Build Your Dreams (BYD) asal China yang berkantor pusat di Shenzhen sejak Tahun 2028.
Musk pernah bercuit di media sosial miliknya X pada 6 Mei 2024 tentang Buffet "Dia harus mengambil posisi di Tesla. Ini adalah langkah yang jelas." Ia mempengaruhi Buffet untuk menjual seluruh saham Apple senilai USD135 miliar di Berkshire Hathaway dan sebagai gantinya membeli Tesla. Entah ini hanya guyonan atau memang harapan dari Musk.
Namun, hingga sekarang Buffet tak pernah membeli Tesla karena pengaruh Musk. Banyak yang penasaran tentang pengambilan keputusan Buffet dalam memilih saham. Lantas, apa alasan Warren Buffet mengambil keputusan membeli perusahaan mobil listrik BYD asal China ini dibanding Tesla? Berikut Penjelasanya!
Warren Buffett : BYD Prestasi Charlie Munger
Melansir CNBC, salah alasan yang mempengaruhi Warren Buffett membeli saham BYD, yakni mendiang partner investasinya Charlie Munger. Pada tahun 2010 Munger diperkenalkan ke BYD oleh temannya Li Lu, pendiri perusahaan pengelola aset Himalaya Capital yang berkantor pusat di Seattle. Charlie Munger adalah wakil ketua di Berkshire Hathaway, Omaha, Nebraska–sebuah perusahaan investasi yang dipimpin Warren Buffett.
Awalnya, BYD didirikan tahun 1990-an oleh Wang Chuanfu untuk memproduksi baterai untuk ponsel pada tahun. Kemudian, tahun 2023, perusahaan yang berkantor pusat di Shenzhen tersebut beralih ke otomotif– sejak itu menjadi merek mobil teratas di Tiongkok dan produsen utama baterai kendaraan listrik.
Berkshire Hathaway, di bawah komando Warren Buffett pertama kali membeli BYD tahun 2008, ketika itu ia membayar 230 juta dolar AS untuk sekitar 225 juta saham, yang saat itu setara dengan 10% saham.
Kemudian tahun 2022, Berkshire telah melepas kepemilikan sahamnya setelah naik 20 kali lipat. Setelah itu, tahun 2023 saham BYD meroket hampir 600% ke rekor tertinggi pada bulan April 2022 sejak awal tahun 2008.
Melansir Bloomberg, Berkshire Hathaway tahun 2024 memiliki 87,61 juta atau setara 7,98% saham BYD Company Limited. Sementara, Himalaya Capital memiliki 4,97% saham di BYD. Berkshire Hathaway pemegang saham institusi terbesar BYD dan saham ini naik 61,9% secara tahunan.
Mengapa Warren Buffet Membeli BYD?
Semntara itu, melansir Asia Nikkei (23/7/2024) Berkshire menjual 1.395.500 saham, setara dengan sekitar 340 juta dolar Hong Kong ($43,6 juta) berdasarkan harga saham rata-rata. Kepemilikannya di BYD turun 0,1 poin persentase menjadi 4,94% di Bursa Efek Hong Kong, karena perusahaan investasi Amerika Serikat ini secara bertahap mengurangi kepemilikannya dari sekitar 20% menjadi kurang dari 5%.
Namun, terlepas dari kesuksesan investasi BYD Buffett dan Munger. Mereka mengatakan pada pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway tahun 2023 bahwa berinvestasi di industri otomotif terlalu sulit.
Pada kuartal keempat tahun 2023, BYD melengserkan Tesla sebagai produsen kendaraan listrik teratas dunia, dengan menjual lebih banyak kendaraan bertenaga baterai dibandingkan pesaingnya di AS. Pada tahun 2023, BYD menjual 3 juta kendaraan, sementara Tesla menjual 1,8 juta unit. Sepanjang 2023, BYD menjual 3,02 juta kendaraan, termasuk kendaraan listrik baterai (BEV) dan plug-in hybrid.
Buffet memang orang yang rendah hati. Buffett mengatakan pada tahun 2010 bahwa mendiang Munger “berhak mendapatkan 100 persen penghargaan atas BYD.” Keputusan Buffet yang dijuluki sebagai sang Oracle of Omaha tersebut ternyata sangat menguntungkan Berkshire Hathaway karena pasar kendaraan listrik mengalami pertumbuhan yang pesat kala itu di Tiongkok dan di dunia.
Related News
Dibalik Euforia Saham, Investasi atau Judi Terselubung?
Jika Bursa Efek Indonesia Buka 24 Jam
Berburu Cuan di Saham Melalui Window Dressing
Saham Energi Baru Terbarukan (EBT), Secerah Apa?
Melirik Saham-Saham Mantan LQ45
Dampak Kebijakan Pemutihan Utang Terhadap Saham Perbankan