EmitenNews.com - PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) mengalihkan sahamnya di PT Intan Mitra Solusi (IMS) kepada PT Andalan Bumi Kalimantan (PT ABK). Sebagian besar saham pada anak usahanya itu, akan dijual atau dialihkan kepada PT ABK.

"Dengan demikian, PT ABK akan menjadi pemegang saham mayoritas PT IMS dikarenakan adanya perubahan pengendali pada PT IMS (Akuisisi Saham)," kata Corporate Secretary IBFN, Yunita R. Riyadi, Rabu (9/10/2024).

Yunita Riyadi mengaku, perseroan tetap menjalankan kegiatan usaha sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar. Salah satunya kegiatan menjalankan usaha penyewaan alat berat dan sebagai distributor alat pengangkutan komersial.

"Nantinya, PT IMS tidak lagi menjadi anak usaha perseroan," katanya.

Namun demikian, menurut Yunita Riyadi, perseroan akan Kembali memperoleh investasi yang telah dilakukan kepada PT IMS sebagai akibat penjualan kepemilikan saham Perseroan kepada PT ABK. 

Sebelumnya, Intan Baru Prana (IBFN) per 30 Juni 2024 membukukan rugi Rp49,31 miliar. Bengkak 36 persen dari periode sama tahun lalu minus sejumlah Rp36,02 miliar. Dengan hasil itu, rugi per saham dasar Rp3,08 susut dari sebelumnya Rp4,21. 

Sementara itu, penjualan tercatat Rp2,21 miliar, mengalami perosotan sangat tipis dari periode sama tahun lalu Rp2,37 miliar. Pendapatan jasa Rp9,75 miliar dari sebelumnya nihil. Pendapatan usaha terakumulasi sebesar Rp11,96 miliar, meroket 404 persen dari episode sama tahun sebelumnya hanya senilai Rp2,37 miliar. 

Kemudian, laba kotor terkumpul Rp1,12 miliar, melangit 103 persen dari periode sama tahun lalu Rp55,13 juta. Beban umum dan administrasi Rp5,24 miliar, susut dari Rp6,01 miliar. Kerugian penurunan nilai Rp1,77 juta dari nihil. Beban keuangan Rp20,01 miliar, bengkak dari edisi sama tahun lalu Rp8,78 miliar. 

Untuk bagi hasil Rp9,43 miliar, bengkak dari posisi sama tahun lalu Rp5,38 miliar. Untung selisih kurs mata uang asing Rp1,38 miliar, melambung 130 persen dari periode sama tahun lalu tekor Rp4,49 miliar. Pendapatan bunga dan denda Rp407,67 juta, melorot signifikan dari edisi sama tahun lalu Rp1,22 miliar. 

Keuntungan lain-lain Rp2,79 miliar, drop dari Rp7,49 miliar. Rugi sebelum pajak Rp28,98 miliar, bengkak dari fase sama tahun lalu Rp15,90 miliar. Beban pajak Rp20,33 miliar, naik tipis dari posisi sama tahun sebelumnya sejumlah Rp20,11 miliar. 

Lainnya, jumlah defisiensi modal Rp680,44 miliar, bengkak dari akhir tahun lalu Rp631,13 miliar. Akumulasi rugi Rp1,54 triliun, bengkak dari akhir 2023 sebesar Rp1,49 triliun. Total liabilitas Rp1,12 triliun, bertambah dari akhir tahun lalu Rp1,1 triliun. Jumlah aset Rp439,95 miliar, susut dari akhir tahun sebelumnya Rp472,51 miliar. ***