EmitenNews.com - Analis saham menilai Bank Central Asia (BBCA) berada dalam jalur tepat untuk mencapai target, bahkan melampaui target rencana bisnis bank tahun 2025. Keyakinan tersebut disampaikan setelah bank swasta terbesar Indonesia itu, menggelar Public Expose pada Kamis, 11 September 2025.

Analis Jonathan Gunawan dari Trimegah Sekuritas mengatakan pada dasarnya, BBCA terkenal dengan bisnis model prudent, dan konservatif dalam membuat rencana bisnis bank. Sehingga tidak heran, bank ini kerap mencapai target, baik dari sisi penyaluran kredit hingga bottom line.

"Misalkan untuk penyaluran kredit, manajemen tetap pada pedoman pertumbuhan 6-8 persen pada 2025. Padahal, pada semester I-2025 pertumbuhan sudah 12,9 persen. Jadi, target kredit dari manajemen besar kemungkinan akan tercapai, bahkan terlampaui," ujarnya.

Bila dibedah lagi pertumbuhan kredit BBCA pada semester I-2025 banyak disumbang sektor produktif terutama pada segmen korporasi (tumbuh 16,1 persen secara yoy), komersial (12,6 persen), hingga SME (11,1 persen). Sementara pada sektor konsumer juga tumbuh moderat sebesar 7,6 persen.

"Hal menarik ketika segmen kredit SME BBCA tumbuh jauh di atas rata-rata industri perbankan. Itu tersebab BBCA banyak melakukan take over kredit SME berkualitas baik. Price kredit SME BBCA cukup kompetitif sehingga market share SME bisa tumbuh di antara industri perbankan," ujarnya.

Nah, dari sisi pendanaan, CASA BBCA mencapai Rp982 triliun dengan rasio 82,5 persen terhadap total dana pihak ketiga (DPK). Adapun loan to deposit ratio (LDR) berada di 78 persen. Total secondary reserves & marketable securities BBCA mencapai Rp433 triliun, atau sekitar 29 persen dari total aset.

“Likuiditas BBCA sangat ample sehingga tidak perlu terlibat dalam kompetisi bunga deposito ketat. Likuiditas ini juga lebih dari cukup untuk mendukung ekspansi kredit,” ujar Jonathan.

Sepanjang Semester I-2025, BCA mencatat laba bersih Rp29 triliun, naik 8 persen yoy. Net interest income tumbuh 7 persen, sementara non-interest income melompat 10,6 persen berkat peningkatan fee-based income, dan trading income. Rasio kredit bermasalah (NPL) masih terjaga 2,2 persen dengan coverage ratio 167 persen. 

Menurut Jonathan, dengan kondisi ekonomi makro semester II-2025 diprediksi makin membaik, diyakini akan terjadi peningkatan kualitas kredit pada perbankan secara keseluruhan, termasuk BBCA. “Bila kualitas kredit membaik, maka pencadangan bisa dikurangi di semester II sehingga memberi ruang lebih pada pertumbuhan laba. Itu sesuai pernyataan manajemen pencadangan akan dijaga pada level cukup," ujarnya.

Saham BBCA telah menguat dalam dua hari setelah sebelumnya sempat tertekan. Pada Kamis, 11 September 2025, saham BBCA menanjak 0,64 persen menjadi Rp7.850. BBCA kembali mencatat top value pada hari tersebut, atau saham dengan nilai transaksi paling besar. Total nilai transaksi mencapai Rp1,85 triliun, dan volume perdagangan mencapai 2,35 juta lot saham. (*)