EmitenNews.com - PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE), emiten tambang nikel yang baru terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal 2024, hanya mampu membukukan laba bersih sebesar Rp2,33 miliar pada kuartal pertama (Q1) tahun ini. 

Capaian ini merosot tajam 90,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp24,07 miliar.

Penurunan laba bersih ini sejalan dengan penurunan kinerja penjualan perseroan. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, penjualan NICE pada Q1 2024 hanya mencapai Rp136,32 miliar, turun signifikan dari Rp180,05 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu.

Pada periode ini, seluruh penjualan NICE dilakukan kepada pihak berelasi, berbeda dengan kuartal pertama 2023, di mana penjualan perusahaan dilakukan kepada pihak ketiga.

Hingga 31 Maret 2024, NICE memiliki total aset sebesar Rp322,39 miliar, dengan kas dan setara kas tercatat mencapai Rp94,35 miliar. Sementara itu, total ekuitas perseroan berada di angka Rp143,05 miliar. 

Kondisi ini menunjukkan tantangan yang dihadapi NICE di awal tahun 2024, dengan penurunan pendapatan yang berpengaruh besar pada kinerja keseluruhan perusahaan.

 Pada perdagangan saham hari ini Senin (23/9) saham NICE turun Rp14 atau ambles 3 % menjadi Rp426 per lembar saham.