ARA Berturut-Turut, BEI Bekuk INPS dan RLCO
Ilustrasi tren kenaikan harga saham. Foto: Istimewa.
EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) dan PT Indah Prakarsa Sentosa Tbk (INPS) menyusul pergerakan harga agresif yang melonjak secara beruntun dalam waktu singkat.
Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A., menyampaikan bahwa suspensi dilakukan dalam rangka cooling down serta menjaga perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien.
“Keputusan penghentian sementara perdagangan saham tersebut mulai efektif diberlakukan pada Senin, 22 Desember 2025,” ujar Pande Made.
BEI menetapkan INPS dikenakan suspensi pertama selama satu hari bursa dan akan kembali diperdagangkan pada sesi berikutnya.
Sementara RLCO dikenakan suspensi kedua, yang berpotensi diperpanjang hingga tiga hari lamanya atau bahkan satu minggu serta membuka peluang saham masuk ke dalam mekanisme Full Call Auction (FCA).
Sebelum disuspensi pada perdagangan Jumat (19/12), saham RLCO tercatat melonjak 24,88 persen atau naik 265 poin ke level Rp1.330, sedangkan saham INPS menguat 10 persen atau naik 28 poin ke posisi Rp308.
Secara historis, saham RLCO dalam sepekan terakhir mencatatkan penguatan 94,16 persen atau naik 645 poin. Bahkan, dalam sepuluh hari perdagangan sejak IPO, saham RLCO telah melesat 691,67 persen, dengan catatan sembilan kali Auto Rejection Atas (ARA) berturut-turut.
Sementara itu, saham INPS dalam sepekan terakhir mencetak empat kali ARA berturut-turut, dengan penguatan 43,93 persen atau naik 94 poin. Dalam sebulan terakhir, saham ini melanjutkan reli 69,23 persen, sedangkan dalam sepanjang tahun berjalan tercatat melonjak 136,92 persen atau naik 178 poin dari harga awal Januari 2025 di level Rp130.
Related News
Dua Saham Naik Ribuan Persen Lepas FCA, Satu Kembali ARA
Tiga Saham Lepas Suspensi! Dua Lanjut Menguat, Satu Ambruk
BEI Sorot Tiga Saham, Satu Terbang Dua Anteng
BDKR gandeng Masterpancang Garap Proyek besar di IPIP kolaka
Kabar Terkini Konsolidasi Perbankan
Arah Industri Perbankan 2026





