EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup melemah meski emiten berkapaitalisasi besar menguat signifikan. Misalnya, Microsoft melejit 11,25 persen, dan Meta surplus 3,95 persen. Lonjakan harga itu, menyusul laba bersih kuartal kedua 2025 lebih baik dari ekspektasi. 

Sinyal dari The Fed kemungkinan tidak akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan September 2025 mendatang, dan pengenaan tarif tinggi untuk India, dan Brazil menjadi sentimen negatif utama yang membuat indeks berakhir di zona merah.

Pelemahan indeks bursa Wall Street, dan aksi jual investor asing berlanjut seiring laporan keuangan emiten mengecewakan diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Sementara itu, koreksi harga mayoritas komoditas berpeluang menjadi tambahan sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG).

Dengan begitu, indeks diprediksi melanjutkan pelemahan. Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 1 Agustus 2025, indeks akan menyisir kisaran support 7.410-7.335, dan resistance 7.560-7.630. Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menjagokan sejumlah saham berikut.

Yaitu, Charoen Pokphand (CPIN), Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel (MTEL), Unilever Indonesia (UNVR), Map Aktif Mitra Adiperkasa (MAPA), Mitra Adiperkasa (MAPI), dan Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) (*)