EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami aksi profit taking. Sentimen negatif datang dari eksternal dengan menjual aset berisiko. Apalagi, bursa regional memberi sinyal aksi profit taking.
Selain itu, Indeks sudah berhasil tutup di level tertinggi. Pagi ini, harga crude palm oil (CPO) naik, dan WTI kembali turun. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 7.250, dan resisten 7.345,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Rabu (14/9).
Secara teknikal, Indeks masih on track dengan uptrend channel, berhasil menjauh dari support, dan akan menguji resistance. Beberapa saham memiliki potensi naik perdagangan hari ini antara lain INCO, MDKA, CTRA, INDY, KEEN, NISP, ADHI, dan SRTG.
Kemarin, Indeks menguat 0,88 persen menjadi 7.318. Beberapa sektor pendorong penguatan Indeks antara lain sektor transportasi dan logistik surplus 1,81 persen, keuangan naik 1,87 persen, dan industri menguat 1,35 persen. Investor asing tercatat membukukan net buy Rp1,23 triliun dengan saham paling banyak dibeli BMRI, BBCA, dan ASII.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak memerah. Para investor merespons rilis data inflasi AS dengan core inflation belum terkendali. Sementara inflasi AS mengalami penurunan. Pagi ini, bursa Asia juga mengalami aksi profit taking mengekor bursa AS. Indeks Nikkei 225 minus 2,48 persen, dan Kospi juga melemah 2,70 persen. (*)
Related News

Bakal Hasilkan BBM Setara Euro 5, RDMP Balikpapan Siap Uji Operasi

IHSG Ditutup Rebound ke 8.071, Disokong Saham Konsumer & Teknologi

Ada GP Indonesia, Kebutuhan Avtur Diprediksi Meningkat 54 Persen
Identitas Baru, BSN Gebrak Industri Syariah Indonesia

Elon Musk Manusia Setengah Triliun Dolar Pertama Sejagat

Didorong Seluruh Sektor, IHSG Naik 0,36 Persen di Sesi I
















