EmitenNews.com - PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) menargetkan kontrak senilai Rp227 miliar pada tahun 2024. Jumlah ini mencakup target kontrak baru sebesar Rp125 miliar dan Carry Over Project dari 2023 sebesar Rp185 miliar.

Pada kuartal pertama 2024, perusahaan sedang mengikuti tiga proses tender dengan total nilai Rp147 miliar. Rinciannya, proyek Pembangunan Gudang Finna di Bandung senilai Rp72,39 miliar sedang dalam tahap klarifikasi. 

Dua proyek lainnya adalah Pembangunan Lapas Wanita Kelas II A Palangkaraya dan Pekerjaan Ekspansi Warehouse & Kantor PT Djarum Makassar, masing-masing senilai Rp29,13 miliar dan Rp45,85 miliar, yang masih dalam tahap awal dan belum dimenangkan.

Untuk mencapai target pendapatan tahun 2024, KRYA berpartisipasi dalam tender proyek yang diselenggarakan oleh Pemerintah, BUMN, dan sektor swasta. Manajemen KRYA menyebutkan dalam materi public expose yang dikutip pada Rabu (8/5), bahwa perusahaan berusaha mengikuti tender proyek untuk mencapai target kontrak yang ditetapkan.

Di sisi lain, laba bersih KRYA terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2021, laba bersih meningkat 5,52%, kemudian naik 6,31% di 2022, 1,36% di 2023, dan 1,2% pada kuartal I 2024. 

Salah satu alasan utama di balik penurunan persentase kenaikan laba adalah meningkatnya persaingan di sektor jasa konstruksi. Semakin banyak perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan proyek, menyebabkan tekanan harga dan penurunan margin laba.

Untuk menghadapi ketidakpastian pasar, Manajemen KRYA menerapkan anggaran yang konservatif dan fokus pada menjaga likuiditas, untuk membangun fondasi yang kuat bagi pertumbuhan yang berkelanjutan. Mereka juga melakukan efisiensi untuk menghemat pengeluaran Capital Expenditure (Capex). Untuk tahun 2024, Capex dianggarkan sekitar 0,5% dari omset, terutama untuk perawatan mesin dan peralatan pendukung kerja.

Selain itu, dampak pandemi Covid-19 masih terasa di sektor jasa konstruksi, ditandai dengan persaingan tender yang sangat kompetitif. Hal ini mendorong KRYA untuk lebih efisien dalam operasional dan lebih berhati-hati dalam pengeluaran modal.