Salah satu champion product Bank Raya yaitu Pinang Dana Talangan yang ditujukan untuk mendukung produktivitas Agen Laku Pandai tercatat sampai dengan September 2024 telah disalurkan sebanyak Rp 11,8 triliun atau tumbuh 69% (yoy) kepada kurang lebih 36 ribu Agen BRILink dan Agen Pegadaian dengan outstanding mencapai Rp580 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 194,8% (yoy). 

Selain itu, Pinang Flexi, yang merupakan pinjaman digital multiguna untuk karyawan tetap juga mencatat pertumbuhan sebesar 97,6% (yoy) atau outstanding mencapai Rp587 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Raya secara aktif menyalurkan kredit kepada masyarakat untuk mendukung kebutuhan finansial dan pertumbuhan usaha mereka. 

Pertumbuhan tersebut juga diimbangi dengan kualitas aset yang terjaga. Di Kuartal III/2024, Bank Raya berhasil memperbaiki Rasio NPL gross menjadi 3,64% dari periode tahun sebelumnya Kuartal III/2023 tercatat sebesar 4,75% dan NPL Net menjadi sebesar 1,54% dari tahun sebelumnya tercatat 1,98%. Sebagai upaya dari penerapan prinsip kehati-hatian, Bank Raya juga terus menjaga kecukupan pencadangannya, hal ini terlihat dari kenaikan NPL coverage menjadi 400% pada Kuartal III/2024 dari tahun sebelumnya 349%.

Penggunaan Raya Apps sebagai pengelola keuangan UMKM

Dari sisi digital saving, pada Kuartal III/2024, Bank Raya berhasil melayani lebih dari 910 ribu nasabah melalui Raya Apps jumlah tersebut naik 17,8% (yoy). Penggunaan transaksi Raya Apps meningkat menjadi 2,6 juta transaksi dengan kenaikan sebesar 98% (yoy.) Dengan semakin berkembangnya fitur dan inovasi produk Raya Apps, jumlah nasabah diharapkan dapat meningkat hingga akhir tahun seiring dengan pertumbuhan pada digital saving yaitu sebesar Rp1,1 Triliun atau tumbuh 39,9% (yoy). 

Kondisi likuiditas Bank Raya tetap terjaga, tercatat Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Raya pada Kuartal III/2024 sebesar 86,36%, Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) tercatat sebesar 85,6%, rasio likuiditas lainnya seperti Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Nett Stable Funding Ratio (NSFR) terjaga sebesar 224,6% dan 138,2% atau di atas ketentuan minimum regulator sebesar 100%.

Dari sisi permodalan, Perseroan masih memiliki modal yang kuat terlihat dari rasio Total Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Kuartal III/2024 sebesar 42,36%, yang mayoritas merupakan modal Tier 1 yang akan mendukung ekspansi pertumbuhan bisnis Perseroan kedepan.

“Semangat inovasi dan kolaborasi masih memegang peran penting dalam mewujudkan aspirasi Bank Raya untuk menjadi Bank Digital utama yang memberikan akses terluas bagi masyarakat segmen mikro dan kecil di Indonesia. Sejak awal Bank Raya berkomitmen untuk konsisten berkolaborasi dengan mitra strategis, seperti ekosistem BRI Group. Kolaborasi ini menjadi keunggulan model bisnis Bank Raya karena produk dan layanan Bank Raya dapat menjadi solusi keuangan digital di ekosistem BRI Group. Di sisi lain kolaborasi ini menjadi jalan untuk menggali potensi pertumbuhan bisnis digital Bank Raya agar semakin berkembang” Tutup Bagus.