EmitenNews.com - Lesunya penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) akan berdampak pada gairah investasi masyarakat di pasar modal.  Hal tersebut diungkapkan pengamat pasar saham syariah Ali Yusni Sahri, Kamis (10/10) pada media. 

“Dalam setengah dasawarsa terakhir, kelesuan ini menjadi raport merah. Dus, berpotensi mengganggu perekonomian nasional, mengingat kegagalan IPO berarti perusahaan gagal mendapatkan pendanaan pengembangan usahanya. Dan ini berdampak pada penerimaan pajak negara dan serapan tenaga kerja.“

Ia berharap agar BEI peka pada situasi global yang sedang tidak pasti dan berimbas pada perekonomian nasional. Harapannya, bursa dapat membantu pemerintahan baru dalam mengatasi tantangan ekonomi ke depan. 

“Situasi ekonomi yang lesu justru membuat perusahaan mencari alternatif pengembangan usaha dan IPO adalah salah satu jawabannya. Bertambahnya perusahaan yang melantai akan membantu meningkatkan kemampuan berkembang perusahaan tersebut dan hal ini tentu berdampak pada peningkatan gairah dunia usaha,“katanya.

Mengutip salah satu media nasional, Ali menyebut inilah periode suram IPO selama lima tahun terakhir. 

“Setelah tersendat proses IPO di BEI, kekuatiran minimnya calon emiten saat ini akhirnya terbukti. Baru dua perusahaan yang melantai. Ini sesuatu yang memprihatinkan,” katanya. 

Ali juga meragukan data terbaru yang disebutkan bursa bahwa terdapat 40 persen pendaftaran calon emiten baru yang ditolak. 

“Menurut saya jumlahnya lebih dari itu, mengingat sampai Oktober saja antrian IPO mencapai 30 calon emiten. Namun yang berhasil melantai hanya dua emiten. Jadi hampir 90 persen yang ditolak atau mengundurkan diri, “jelasnya.

Hal ini terkait keterangan BEI yang mengatakan pihaknya memperketat syarat penyeleksian calon emiten. 

Menghadapi masalah kegagalan penambahan jumlah calon emiten, ia berharap agar bursa melakukan introspeksi sehingga perbaikan dapat dilakukan.

“Situasi saat ini justru masyarakat harus diberikan opsi bahwa investasi di pasar modal masih menarik. Terlebih deflasi yang tengah terjadi sekarang, “paparnya.

Ia berharap agar BEI tidak hanya memperhatikan calon emiten jumbo, dengan begitu perusahaan menengah memiliki ketertarikan untuk melantai. *