Pada Semester I 2023, Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 7,1 juta ton atau naik 37 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 57 persen.

 

Sayangnya, beban pokok pendapatan membengkak 46,5 persen secara tahunan menjadi Rp14,759 triliun pada akhir Juni 2023.

 

Pemicunya, jasa angkutan kereta api melonjak 42,9 persen menjadi Rp4,05 triliun.

 

Lalu, jasa penambangan naik 23 persen menjadi Rp4,422 triliun.

 

Terlebih, pembayaran royalti ke pemerintah melambung 120,3 persen menjadi Rp2,389 triliun.

 

Akibatnya, laba kotor amblas 50,9 persen secara tahunan menjadi Rp4,098 triliun pada akhir Juni 2023.

 

Dalam keterangan resmi emiten batu bara BUMN ini, Selasa (29/8/2023) dijelaskan berbagai hal yang menjadi tantangan bagi perseroan di tahun 2023 ini, di antaranya adalah; koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar.