Bedah Beban Teladan Prima Agro (TLDN), Biang Kerok Laba Ambles 87,49 Persen per Juni
EmitenNews.com -Tak selalu mujur, ya mungkin ini lah kata yang bisa disematkan untuk sebuah proses bisnis yang kadang harus berfluktuasi dengan untung segunung dan kadang merugi. Namun, kadang juga penurunan kinerja sebuah perusahaan harus menjadi perhatian para investornya.
Kali ini salah satu emiten yang mengalami penurunan kinerja cukup signifikan adalah emiten sawit PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN), hal ini tercermin dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang anjlok sangat dalam 87,49 persen hingga tersisa Rp miliar 63,39 miliar per 30 Juni 2023, jauh dibandingkan periode sama tahun 2022 yang tercatat Rp507,12 miliar.
Mengutip dari data laporan keuangan TLDN, dicatatkan bahwa realisasi pendapatan pada semester I/2023 sebesar Rp 1,92 triliun, tumbuh 8,2% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,77 triliun. Pencapaian ini ditopang oleh peningkatan volume penjualan crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK).
Sayangnya deretan beban yang membengkak membuat keuangan TLDN selanjutnya tak seindah pertumbuhan pendapatan. Total biaya produksi langsung TLDN naik 31,30 persen menjadi RP1,04 triliun per 30 Juni 2023, sedangkan pada semester I tahun 2022 hanya Rp789,64 miliar.
Nilai di atas dikontribusikan oleh biaya panen dan pengumpulan naik jadi Rp274,40 miliar dari Rp146,33 miliar, Pemupukan dan biaya pemeliharaan lainnya atas tanaman produktif telah menghasilkan Rp321,86 miliar naik dari Rp191,66 miliar, biaya pengolahan naik jadi Rp48,45 miliar adri Rp39,26 miliar, biaya perbaikan dan pemeliharaan naik jadi Rp44,19 miliar dari Rp30,81 miliar dan biaya pembelian TBS turun jadi Rp359,76 miliar dari Rp390,56 miliar.
Adapun total biaya produksi tidak langsung juga naik 5,37 persen jadi Rp308,33 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp292,61 miliar. Dengan demikian total biaya produksi TLDN selama enam bulan naik 24,35 persen jadi Rp1,35 triliun dari Rp1,09 triliun.
Disisi lain perseroan juga mencatatkan persediaan barang jadi pada awal tahun senilai rp345,21 miliar naik dari Rp267,24 miliar, pembelian ke pihak berelasi naik jadi Rp75,13 miliar dari Rp23,31 miliar.
Dengan berbagai catatan detail beban di atas yang mayoritas meningkat maka total beban pokok pendapatan TLDN per 30 Juni 2023 senilai Rp1,59 triliun, posisi ini sudah naik 73,48 persen dari posisi angka di semester I-2022 senilai Rp917,79 miliar.
Dengan begitu laba bruto TLDN sudah jeblok 62,05 persen ke angka Rp323,42 miliar dari tahun sebelumnya di Rp852,33 miliar. Kondisi ini diperburuk dengan beban penjualan dan distribusi naik jadi Rp96,69 miliar dari Rp60,55 miliar, beban umum dan administrasi naik jadi Rp100,72 miliar dari Rp90,42 miliar, sehingga laba usaha turun 82,38 persen jadi Rp114,47 miliar dari Rp649,76 miliar.
Per 30 Juni 2023 juga Teladan Prima Agro (TLDN) menanggung beban keuangan senilai Rp57,70 miliar, nilai ini turun dibandingkan periode sama tahun 2022 yang tercatat Rp75,04 miliar.
Dengan catatan di atas makan laba per saham dasar emiten sawit ini tergerus ke angka single digit jadi 40,90 dari sebelumnya di double digit 39,17 per saham dasar.
Related News
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M