BEI Interogasi HOPE! Kinerja Rugi Tapi Saham Melonjak Hingga Suspensi

Potret pekerja HOPE beraktivitas di lingkungan perseroan.
EmitenNews.com - PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) menyampaikan klarifikasi resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait surat permintaan penjelasan No. S-09144/BEI.PP2/08-2025. Klarifikasi tersebut menyoroti keterlambatan penyampaian laporan keuangan, kondisi kinerja perseroan, hingga strategi bisnis jangka panjang.
Perlu diketahui HOPE, sahamnya tengah disuspensi di level Rp123 pada Kamis (31/7), memunculkan tanda tanya di pasar terkait kemungkinan aksi korporasi di balik lonjakan harganya.
Sejak awal Juli (1/7), saham HOPE masih berada di rentang gocap atau Rp50. Namun, hingga Rabu (30/7), harga sahamnya telah melesat tajam 146% ke level Rp123.
Direktur Utama HOPE, Kevin Jong, menjelaskan keterlambatan penyampaian laporan keuangan per 30 Juni 2025 yang baru disampaikan 1 Agustus 2025 disebabkan proses penutupan (closing) sistem yang memakan waktu lebih lama. Saat ini, HOPE memiliki tiga karyawan di divisi akuntansi dan berencana memperbaiki sistem agar pelaporan kuartalan dapat lebih tepat waktu.
Berdasarkan laporan keuangan, HOPE mencatat rugi bersih Rp11,4 miliar pada semester I/2025, sedikit lebih tinggi dibandingkan rugi Rp11,3 miliar di periode sama 2024. Kerugian ini, kata Kevin, dipicu turunnya harga batubara yang menimbulkan efek “wait and see” di industri, sehingga menghambat investasi. Untuk kembali mencetak laba, HOPE menyiapkan langkah strategis, seperti efisiensi operasional, optimalisasi pemasaran, dan perluasan pasar.
Terkait uang muka pembelian bahan baku senilai Rp56,1 miliar yang belum terealisasi sejak akhir 2024, perseroan menjelaskan realisasinya dilakukan bertahap sesuai kebutuhan produksi. HOPE juga mencatat beban akrual Rp1,1 miliar, termasuk cadangan gaji/THR/bonus Rp201 juta yang telah dibayar 1 Juli 2025.
Perseroan memiliki utang bank jangka pendek Rp63,2 miliar ke Bank Ina Perdana Tbk yang belum jatuh tempo dan telah direstrukturisasi. Sementara itu, pendapatan HOPE per 30 Juni 2025 melonjak 123% menjadi Rp14,1 miliar, meski tidak ada penjualan ke beberapa pelanggan lama seperti PT Lancar Jaya Mitra Abadi, PT Dewa Patria, dan PT Serasan Sekundang Mandiri karena belum ada pemesanan baru.
Untuk meningkatkan pendapatan di sisa 2025, HOPE menyiapkan diversifikasi produk dan pasar, penguatan strategi pemasaran, serta masuk ke segmen baru yang potensial. Dalam jangka panjang lima tahun ke depan, perseroan menargetkan stabilitas pendapatan melalui perluasan pasar, kolaborasi strategis, dan memperkuat hubungan dengan pelanggan kunci.
Efisiensi juga terlihat dari penurunan beban gaji, bonus, dan tunjangan menjadi Rp2,2 miliar dari Rp2,8 miliar pada semester I/2024. Sebaliknya, beban jasa profesional naik menjadi Rp869 juta, mencakup komisi penjualan, honorarium, biaya tahunan OJK, serta jasa konsultan dari beberapa pihak.
Related News

Pudjiadi (PNSE) Ungkap Transaksi Baru, Sahamnya Ngacir ARA!

WICO Sebut Akan Proses Mundurnya Komisaris Bulan Depan

INTP Buka-bukaan! Volatilitas Saham Dipicu Aksi Buyback

BNI Umumkan Pemenang Undian Rejeki wondr

Bank Raya (AGRO) Kembangkan Raya App sebagai Produk Built-to-Last

Grup Sinarmas (SMMA) Rilis Obligasi Rp300M Buat Tutup Utang