EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang bagi perusahaan pelat merah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk masuk dalam jajaran lighthouse IPO atau emiten jumbo yang dapat menjadi motor penggerak likuiditas di pasar modal Indonesia.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan bahwa keberadaan BUMN di bursa akan menjadi suntikan penting bagi percepatan pendalaman pasar modal nasional.

“Kita memang menjalin hubungan yang harmonis dengan Kementerian BUMN. Harapannya ke depan akan muncul lighthouse IPO dari BUMN. Saat ini memang belum ada, tapi kami yakin kontribusi BUMN nantinya akan membantu market deepening di pasar modal Indonesia,” ujar Nyoman di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (6/11).

Saat ini BEI memiliki sekitar 13 perusahaan dalam pipeline IPO, dengan tiga di antaranya dikategorikan sebagai lighthouse IPO atau calon emiten besar dengan potensi penggalangan dana jumbo.

“Ada tiga yang masuk kategori lighthouse, yakni satu dari sektor keuangan, satu dari infrastruktur, dan satu lagi dari pertambangan,” jelas Nyoman.

Meski jumlah perusahaan tercatat di bursa tahun ini baru mencapai 24 dari target 55 emiten, BEI tetap mencatat pertumbuhan positif sekitar 1% secara keseluruhan. Menariknya, nilai fundraising justru meningkat, terutama dari kategori lighthouse IPO.

Lebih lanjut, BEI menargetkan 340 instrumen pasar modal pada tahun ini — mencakup saham, structured warrant, dan obligasi — dan telah terealisasi lebih dari 140% hingga November. Untuk tahun depan, targetnya akan melonjak menjadi 555 instrumen.

“Dari sisi investor meningkat hampir 30%, sementara dari sisi supply juga tumbuh dalam kondisi yang dinamis. IHSG relatif stabil di kisaran 8.000, jadi baik supply maupun demand berjalan harmonis,” tutup Nyoman.