EmitenNews.com - Bukalapak.com (BUKA) masih menyimpan dana hasil initial public offering (IPO) Rp8,58 triliun. Angka itu setara 41,81 persen dari total koleksi dana IPO sebesar Rp21,9 triliun. Sisa dana IPO itu, ditempatkan dalam bentuk deposito, giro, dan obligasi. 

Dengan demikian, per 30 Juni 2025, perseroan baru menyerap dana hasil IPO senilai Rp12,74 triliun alias 58,19 persen. Padahal, perseroan mempunyai target per 31 Desember 2025, penggunaan dana hasil IPO tersebut sudah terealisasi. Praktis, perseroan hanya punya waktu dua bulan untuk merealisasikan penggunaan sisa dana hasil IPO tersebut. 

Merespons pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) itu, manajemen Bukalapak mengklaim sudah melakukan tindakan terukur, dan optimal. ”Perseroan senantiasa berupaya untuk mengoptimalkan realisasi sisa dana IPO sesuai dengan rencana, dan jangka waktu telah disampaikan sebelumnya,” tukas Cut Fika Lutfi, Corporate Secretary Bukalapak.com. 

Tindakan itu, dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar, dan risiko di tengah dinamika ekonomi saat ini. Oleh karena itu, perseroan mengambil pendekatan hati-hati, dan selektif dalam menentukan realisasi penggunaan dana IPO. Itu penting agar keputusan investasi tetap mendukung pertumbuhan berkelanjutan, dan memberi nilai optimal bagi pemegang saham. 

Meski begitu, sampai saat ini, jadwal dan target realisasi penggunaan dana IPO oleh masing-masing entitas anak masih sesuai dengan rencana yang telah dilaporkan sebelumnya. Kalau nanti ada perubahan terhadap jadwal tersebut, perseroan akan menyampaikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku.

Sebagai langkah mitigasi, perseroan menempatkan dana belum terealisasi pada instrumen keuangan untuk mendapat keuntungan maksimal tetapi dengan tingkat risiko rendah, dan sesuai peraturan perundang-undangan berlaku. Pendekatan itu, untuk menjaga efektivitas dan ketepatan penyaluran dana sesuai rencana penggunaan telah ditetapkan. (*)