EmitenNews.com—Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bertumbuh pada tahun ini dibandingkan posisi pada akhir tahun lalu meski ada perlambatan seiring dengan gejolak ekonomi global.

 

"View dari kami, kami tetap optimistis ekonomi kita walau mengalami penurunan tapi masih cukup kuat, begitu juga emiten kita yang masih menunjukkan pertumbuhan. Jadi indeks mengalami pelambatan, tapi tetap optimistis ada pertumbuhan," kata Kepala Divisi Riset BEI Verdi Ikhwan saat diskusi dengan awak media secara daring di Jakarta, Rabu (20/7).

 

IHSG pada penutupan kemarin menguat 22,83 poin atau 0,33% ke level  6.886,96, masih tumbuh 4,64 persen dibandingkan posisi penutupan pada akhir 2021 lalu di 6.581,48. IHSG sempat berada di level 7.300-an namun kemudian terkoreksi dipicu faktor eksternal, salah satunya kenaikan suku bunga bank sentral AS The Fed.

 

"Semua indeks di dunia itu mengalami penurunan. Yang menjadi kekhawatiran kita dan kita perlu berhati-hati saat ini yaitu suku bunga di AS itu akan naik 50 sampai 75 basis poin, bahkan bisa jadi 100 basis poin. Di dalam negeri, kalau suku bunga di AS naik terus, bisa jadi suku bunga kita juga akan mengalami kenaikan," ujar Verdi.

 

Laju inflasi di Amerika Serikat masih terus meningkat meski bank sentral telah tiga kali menaikkan suku bunga dengan total 150 basis poin menjadi 1,5 persen - 1,75 persen.

 

Pejabat Fed mengisyaratkan kemungkinan akan tetap menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli, meskipun data inflasi tinggi baru-baru ini masih bisa menjamin kenaikan yang lebih besar daripada yang diantisipasi pada akhir tahun.

 

Dari dalam negeri, investor tengah bersiap untuk pengumuman suku bunga Bank Indonesia pada Kamis (21/7) besok. BI diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga bulan ini sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen

 

Sebelumnya bank sentral menyatakan siap untuk menyesuaikan suku bunga acuan jika ada tanda-tanda inflasi inti yang terdeteksi lebih tinggi, sehingga akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi.

 

Adapun inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mulai meningkat, yang didorong oleh tekanan dari sisi penawaran sebagai akibat wajar dari kenaikan harga komoditas internasional. Namun, Inflasi inti tetap dalam target kisaran BI sebesar dua persen hingga empat persen.