EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa harga saham PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Atlas Resources Tbk (ARII), PT Perma Plasindo Tbk (BINO), dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) mengalami kenaikan yang tidak wajar atau Unusual Market Activity (UMA) pada perdagangan Rabu (4/9). Kenaikan ini tengah menjadi perhatian BEI sebagai langkah perlindungan bagi investor.

Meskipun masuk dalam daftar UMA, BEI menegaskan bahwa hal tersebut belum tentu menandakan adanya pelanggaran terhadap regulasi pasar modal. Pengumuman ini tertuang dalam beberapa pengumuman resmi BEI pada tanggal 4 September 2024, yang masing-masing menyebutkan status UMA untuk saham PTRO, ARII, BINO, dan DNET.

Untuk saham PT Petrosea, BEI mencatat bahwa harga saham perusahaan ini melonjak 7,69% atau 1.000 poin menjadi Rp14.000. Penguatan ini tercatat setelah publikasi laporan keuangan interim auditan yang dirilis pada 3 September 2024. BEI terus memantau pola transaksi saham ini secara ketat.

Sementara itu, saham PT Atlas Resources juga masuk dalam daftar UMA setelah naik 7,43% atau 26 poin menjadi Rp376. Pengumuman terkait saham ARII disampaikan melalui pengumuman Peng-UMA-00170/BEI.WAS/09-2024, dengan laporan bulanan terakhir perusahaan dirilis pada 12 Agustus 2024. BEI juga sedang mencermati perkembangan transaksi saham ini.

Untuk PT Perma Plasindo, sahamnya mengalami kenaikan tajam sebesar 34,59% atau 55 poin menjadi Rp214. Pengumuman status UMA untuk BINO tertuang dalam Peng-UMA-00169/BEI.WAS/09-2024, dengan informasi terakhir perusahaan terkait penjelasan atas permintaan Bursa yang dipublikasikan pada 3 September 2024.

Terakhir, saham PT Indoritel Makmur Internasional mengalami kenaikan signifikan sebesar 19,68% atau 1.225 poin menjadi Rp7.450. Status UMA untuk DNET diumumkan melalui Peng-UMA-00168/BEI.WAS/09-2024, setelah informasi terkait perjanjian gadai saham sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh anak usahanya dipublikasikan pada 23 Agustus 2024.

BEI meminta para investor untuk tetap waspada dengan memperhatikan kinerja perusahaan, mengkaji rencana aksi korporasi, dan mempertimbangkan potensi risiko sebelum mengambil keputusan investasi.