EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terjadi aksi profit taking, dan mengekor bursa regional. Itu menyusul sentimen risk-off inflasi, dan pelemahan ekonomi.


Selain itu, hari ini para pelaku pasar akan menunggu rilis data inflasi dengan perkiraan mengalami kenaikan, dan belum dapat dikendalikan. Lalu, S&P Global merilis PMI Indonesia mengalami ekspansi. 


”So, kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 6.940, dan resisten 7.060,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Senin (3/10).


Secara teknikal, Indeks berhasil breakdown support, dan akan menguji resistance 7.050. Saat ini, masih on track downtrend minor. Beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini yaitu AMAR, TOWR, NATO, HEAL, KLBF, MIKA, dan INDY.


Akhir pekan lalu, Indeks menguat 0,07 persen menjadi 7.041. Beberapa sektor mengalami penguatan antara lain sector kesehatan naik 1,39 persen, sektor energy surplus 0,65 persen, dan sektor keuangan menguat 0,35 persen. Investor asing membukukan net buy pasar regular Rp230 miliar dengan saham paling banyak dibeli BBCA, BMRI, dan ADRO.


Sementara itu, tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali ditutup melemah cukup tajam. Para pelaku pasar khawatir suku suku bunga untuk memerangi inflasi. The Fed mengisyaratkan suku bunga akan tinggi hingga 2023. Itu dapat menyebabkan kekhawatiran pelaku pasar menuju resesi, dan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi global. 


Pagi ini, bursa Asia sudah diperdagangkan di zona negatif. Indeks Nikkei 225 diperdagangkan melemah 1,07 persen, dan Kospi minus 0,71 persen. Pagi ini, Jepang merilis data PMI dikeluarkan Jibun Bank masih di atas 50, namun mengalami penurunan. (*)