EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,40 persen menjadi 8.241. Sebelumnya indeks sempat menguat hingga level 8.317 ditopang optimisme ekonomi domestik. Menteri Keuangan Purbaya akan mengeluarkan kebijakan tarif cukai khusus untuk produsen rokok ilegal dalam negeri pada Desember 2025. 

Itu penting supaya produsen rokok ilegal masuk Kawasan Industri Hasil Tembakau, dan melegalkan produksi. Kabar itu, mendorong penguatan saham-saham rokok. Kemudian indeks terkoreksi dipicu profit taking, melemahnya indeks bursa Asia, dan Eropa. Rupiah di pasar spot melemah di kisaran Rp16.708 per dolar Amerika Serikat (USD). 

Investor akan mencermati data pertumbuhan ekonomi domestik kuartal III 2025 diperkirakan tumbuh 5,2 persen dari kuartal II 2025 di level 5,12 persen. Namun secara kuartalan diperkirakan melambat menjadi 1,6 persen dari 4,04 persen. Investor juga menanti pengumuman rebalancing MSCI pada 5 November waktu CET. 

Sementara Jerman akan dirilis data Factory Orders  September 2025 diperkirakan tumbuh 1,3 persen, membaik dari Agustus 2025 di posisi minus 0,8 persen MoM. Amerika Serikat (AS) akan merilis indeks ISM Service PMI Oktober 2025 diperkirakan naik menjadi 50.7 dari September 2025 di level 50.

Secara teknikal, histogram MACD masih di area negatif namun cenderung datar dengan potensi terjadi golden cross. Sedang Stochastic RSI bergerak di area pivot. Volume jual lebih mendominasi diperkuat garis A/D menunjukkan distribusi. 

Dengan demikian, indeks diperkirakan bergerak mixed. Sepanjang perdagangan hari ini, Rabu, 5 November 2025, indeks akan menyusuri area support 8.150, dan resistance 8.350. Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor mengoleksi saham MEDC, HMSP, TLKM, UNVR, dan ISAT. (*)