EmitenNews.com - Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) konsisten mendukung permodalan dan pendampingan usaha kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satunya, produsen kue, dan Keripik Kulit Ikan Rafins Snack dari Pringsewu, Lampung. Dengan pembiayaan serta pendampingan usaha akhirnya dapat mendorong kapasitas usaha pelaku UMKM ini, sampai mendunia.

Pada 2018, Ravie Cahya Ansor, lelaki muda yang bermukim di Pringsewu, Lampung mengamati camilan fish skin atau keripik kulit ikan buatan Singapura sangat laris. Banyak disukai, meski pun harganya tidak murah untuk ukuran dompet masyarakat Indonesia.

Ia lantas membuatkan versi lokal, dengan bahan kulit ikan yang dibeli dari Tanjung Bintan, Lampung. Bumbu tambahan juga buatan lokal, sedangkan seasoning dibeli dari Banten. Hasilnya dikemas dengan label “Rafins Snack”.

“Kami pasarkan Rp23.000 untuk kemasan 70 gram,” ungkap lelaki berusia 25 tahun dengan jabatan mentereng Chief Executive Officer (CEO) serta sektor Research and Development (R&D) Rafins Snack.

Menyimak kondisi permodalan serta melalui serangkaian riset, Ravie Cahya Ansor mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Peruntukan nominal kredit yang dikucurkan KUR tersebut dibaginya ke berbagai pos dalam manajemen bisnisnya, seperti biaya perizinan, marketing, sampai pengadaan fasilitas pembuatan produk.

“Angka tertinggi justru di sektor perizinan, antara lain seperti BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Kami mengejar pengesahan ini, karena penting untuk menunjukkan kualitas produk. Selanjutnya, untuk produksi, kebutuhan biaya lebih fleksibel,” jelas Ravie.

Dari produk utama andalan fish skin, Rafins Snack pun melebarkan sayap ke berbagai produk. Yaitu Banana Choco, Banana Cheese, Taro Talas, Potato, Cassava Singkong, sampai Keripik Nangka. Di antara produk yang bercita rasa gurih, salted egg sebagai seasoning andalan Rafins Snack disertakan.

Merambah Pasar Ekspor 

Dalam penjualan produk, Ravie memasarkannya di dalam maupun di luar negeri. Penjualan di dalam negeri yang meliputi area Jabodetabek, Malang, Surabaya, dan Medan. Sedangkan pasar ekspor merambah Turki, Mesir, Kanada, serta Malaysia. Yang terbaru adalah permintaan dari Oslo (Norwegia) dan Den Haag (Belanda).

Terbukanya peluang ekspor ini melalui dua cara. Yaitu, membawa sendiri, antara lain saat mengikuti pameran bersama KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) dan Athan (Atase Pertahanan). Sehingga sudah terbentuk pasarnya, antara lain di Mesir mulai 2022. Lainnya, lewat diaspora warga Indonesia yang tinggal di luar negeri. Baik yang dikirim mau pun beli putus.

Terkait omzet dan penjualan, Ravie Cahya Ansor menyatakan bahwa penjualan saat pandemi COVID-19 tergolong membanggakan. Bila estimasi penjualannya di masa normal adalah 7.000-10.000 pieces per bulan, saat pandemi Covid-19 bisa melonjak dua sampai tiga kali kondisi normal. 

“Kini kami berada dalam kondisi normal, akan tetapi tetap semangat memasarkan dan melakukan kreasi untuk pemasaran atau penjualan sehingga meningkat kembali. Termasuk mengadakan perluasan pasar,” imbuhnya.

Dalam rilis yang diterima Kamis (6/6/2024), Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan BRI selalu konsisten dalam memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM, selain memberikan pendampingan usaha dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM. 

“Kisah produsen sekaligus pelaku UMKM keripik kulit ikan ini menjadi salah satu contoh bagaimana pembiayaan yang diberikan serta pendampingan usaha yang kami berikan dapat mendorong kapasitas usaha pelaku UMKM,’’ ungkapnya.

Seperti diketahui, BRI merupakan perbankan di Indonesia yang menjadi penyalur KUR terbesar, yang setiap tahunnya terus meningkat. Sepanjang Januari hingga April 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp59,96 triliun kepada 1,2 juta debitur. Pencapaian tersebut setara 36% dari target penyaluran KUR yang dibreakdown oleh pemerintah kepada BRI tahun 2024 yakni sebesar Rp165 triliun. ***