Berkat Program Pemberdayaan BRI, Klaster Perajin Batu Paras Taro Bali Makin Berkembang

Hasil para perajin warga Banjar Belong, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. dok. BRI.
EmitenNews.com - Program pemberdayaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), atau BRI, makin memantapkan klaster perajin batu paras taro di Bali. Hadir sekitar tahun 2018, pendampingan BRI sukses membawa kelompok perajin yang dipimpin I Wayan Parnata itu, memperluas pasar, dan meraih kesuksesan.
Sehari-hari deru mesin grinder dan alat-alat saling bertumbuk sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Banjar Belong, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Mayoritas penduduk di desa tersebut berprofesi sebagai perajin batu paras taro. Para perajin tersebut bergabung dalam sebuah kelompok usaha yang dikenal dengan nama Klaster Usaha Paras Taro.
Banjar Belong memang dikenal sebagai salah satu daerah yang menyimpan potensi besar dalam hal kerajinan paras taro. Di klaster usaha inilah, I Wayan Parnata bertahun-tahun aktif sebagai ketua yang membantu berbagai kebutuhan, demi kemajuan usaha yang banyak dijalankan warga setempat.
Dalam rilis yang diterima Sabtu (2/12/2023), dukungan hadir dari PT Bank Rakyat Indonesia yang dirasakan sangat membantu kemajuan usaha para anggota dalam memperluas bisnisnya. Dukungan dari bank dengan jangkauan terluas ini, berupa akses layanan keuangan, serta pembinaan, hingga bantuan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan para perajin di klaster usaha.
Di atas lahan milik pribadi, keseharian Wayan bergelut dengan mesin grinder dan berbagai peralatan untuk menyelesaikan pesanan pelinggih atau produk kerajinan lainnya dari pelanggan. Wayan bercerita, awalnya pihaknya membuat kerajinan pelinggih di Bali itu tahun 2000-an. Bagusnya, kerajinan ini mulai menjamur tahun 2010.
Saat mulai menjalankan usaha, kesulitan yang dihadapi adalah dalam pemilihan material. Pasalnya, kata Wayan, mereka harus mencocokkan material yang bisa dipakai. “Jadi, sering mencoba-coba kalau bahannya ini hasilnya seperti apa. Tahun 2010 sudah ketemu material yang cocok, yaitu tanah liat hitam yang kualitasnya ternyata lebih baik. Akhirnya kami pakai bahan itu sampai sekarang.”
Klaster Usaha Paras Taro menghasilkan berbagai produk kerajinan yang kebanyakan berhubungan dengan tempat peribadatan masyarakat Hindu. Beberapa produk mereka seperti candi, angkul-angkul, tembok, hingga pelinggih. Nilai tambah dari klaster usaha ini, produknya bisa menggunakan berbagai motif sesuai permintaan pembeli.
Untuk pemasarannya, ternyata tidak hanya sebatas di wilayah Bali. Saat ini, produksinya, sudah sampai Jakarta, Bogor, hingga Lombok. Pengrajin lainnya, ada yang sampai Lampung dan sejumlah kota di Sumatera lainnya.
Wayan menambahkan bahwa klaster usahanya dikenal dari mulut ke mulut. Selain itu, banyak juga anggota yang melakukan promosi di media sosial dan memiliki toko online sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Related News

Waspada Penipuan Lebaran! BRI Bagikan Tips Cegah Kejahatan Siber

Chandra Asri (TPIA) & Glencore Rampungkan Akuisisi Shell di Singapura

Lebaran Praktis! Transaksi QRIS Makin Nyaman dengan BRImo

Tumbuh Minimalis, GJTL 2024 Raup Laba Rp1,18 Triliun

Surplus 22 Persen, TRIS 2024 Kemas Laba Bersih Rp82,90 Miliar

Laba dan Pendapatan Positif, Ini Kinerja MTDL 2024