EmitenNews.com - Adhi Karya (ADHI) bakal menggarap prasarana perkeretaapian Filipina. Yaitu, Malolos to Clark Railway Project (Blumentritt Extension) CP S-01, dan South Commuter Railway Project CP S-03C. Proyek senilai total Rp8,4 triliun itu dikerjakan secara kolektif dengan PT PP. 


Adhi Karya dan PT PP (PTPP) telah meneken dua kontrak kerja proyek prasarana perkeretaapian Filipina. Meliputi Malolos to Clark Railway Project (Blumentritt Extension) contract package (CP) S-01, dan South Commuter Railway Project CP S-03C. Lalu, kedua BUMN itu membentuk joint venture, ADHI-PTPP JV dengan nilai kontrak kerja total Rp8,4 triliun.


Adhi Karya dengan porsi 51 persen, dan 49 persen PTPP. Jadi, nilai kontrak kerja porsi Adhi Karya sebesar Rp3,7 triliun. Meliputi Rp1,47 triliun untuk CP S-01, dan untuk CP S-03C sejumlah Rp2,29 triliun. Penandatanganan kontrak di Istana Malacanan, Manila disaksikan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Pelaksanaan penandatanganan dilakukan Menteri Transportasi Filipina Jaimee Bautista, bersama perwakilan kontraktor, General Manajer Departemen Perkeretaapian Adhi Karya Isman Widodo.


Turut hadir antara lain General Manager Philippine National Railways (PNR) Jeremy S. Regino, Wali Kota Manila Maria Sheilah Honrado Lacuna-Pangan, dan beberapa walikota sekitarnya, Presiden Asian Development Bank Masatsugu Asakawa, dan Duta Besar Indonesia untuk Filipina Agus Widjojo. ”Adhi Karya bersama PTPP akan menyuguhkan kinerja terbaik melalui kompetensi dimiliki, guna memberi hasil sesuai rencana ditetapkan,” tegas Entus Asnawi Mukhson, Direktur Utama Adhi Karya kala memberi pidato sambutan sebagai perwakilan ADHI-PTPP JV.


Sebelumnya, Kementerian Transportasi Filipina telah menetapkan kemenangan atas dua CP kepada ADHI-PTPP JV. Yaitu CP S-01, dan CP S-03. CP S-01 memiliki lingkup perpanjangan jalur utara NSCR untuk ruas Malolos-Clark 1,2 kilometer (km) dengan satu stasiun. Lalu, CP S-03 sepanjang 5,8 km jalur kereta dengan pembangunan dua stasiun didalamnya. Jenis pekerjaan berupa pekerjaan sipil, dan engineering atas jalur mainline, longspan dengan struktur jembatan atau jalur kereta melayang, dan prasarana stasiun. 


Sumber pendanaan atas pekerjaan tersebut dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB). Proyek itu, merupakan bukti hasil kinerja positif kompetensi Adhi Karya bidang prasarana perkeretaapian. Itu juga menjadi bukti, karya anak bangsa diakui negara tetangga, Filipina. Adhi Karya meyakini proyek itu, akan memberi pengalaman, pelajaran besar untuk meningkatkan kapasitas, dan kapabilitas Adhi Karya dalam konstruksi perkeretaapian skala regional. 


”Sebagai BUMN Karya dengan amanah menjadi champion of railways, Adhi Karya akan terus melakukan pengembangan kompetensi. Kami terus berupaya memberi realisasi kompetensi terbaik. Mengingat Filipina, Adhi Karya tidak hanya membawa nama perusahaan, tetapi juga membawa nama bangsa Indonesia di kancah konstruksi internasional,” ulas Entus Asnawi.


Dengan diawali dari proyek perkeretaapian, Adhi Karya berharap mampu membuka kesempatan perluasan bisnis konstruksi di Filipina. Tidak hanya untuk infrastruktur perkeretaapian, tetapi juga untuk sektor lain. Misalnya, infrastruktur jalan, jembatan, gedung, bahkan potensi konstruksi berbasis lingkungan. (*)