EmitenNews.com - Dampak perubahan iklim kini kian nyata dan dirasakan di Indonesia, juga negara-negara lain. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan betapa kekeringan ekstrem tahun ini akibat pengaruh fenomena El Nino. Itulah yang membuat kemarau lebih ekstrem dibanding musim kemarau biasanya, sehingga produksi beras menurun. Daerah-daerah harus waspada. Jangan anggap saat ini situasi normal-normal saja.

 

Di Indonesia, setidaknya tujuh provinsi sudah mengalami kekeringan. Perubahan iklim juga berdampak ke negara-negara tetangga. Hal itu, kata Jokowi, terlihat dari semakin sulitnya mendapat beras di pasar internasional. 

 

"Sekarang sudah kelihatan dampak perubahan iklim. Kekeringan di 7 provinsi dan beberapa negara dan akhirnya menurunkan produksi beras kita," kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam pertemuan dengan Para Penjabat Kepala Daerah Se-Indonesia Tahun 2023, di Istana Kepresidenan, Senin (30/10/2023).

 

Saat ini sulit untuk mendapatkan impor beras. Dari pengalaman Indonesia, sudah ada 22 negara yang memberhentikan, atau mengurangi porsi ekspor. Negara-negara itu lebih mengutamakan stok di dalam negeri.

 

"Karena mereka sendiri juga ingin menyelamatkan rakyatnya," kata Jokowi.

 

Negara-negara lain tolak ekspor beras

 

Presiden Jokowi bercerita, India enggan melakukan ekspor cadangan beras dalam situasi seperti ini. Negei Hindustan itu, seperti juga negara-negara lainnya, menyiapkan cadangan beras di dalam negeri.

 

"Saya berbicara dengan PM (Perdana Menteri) India Narendra Modi soal stok beras tapi dia pakai sendiri untuk cadangan, gak berani melepas, saya sudah bicara gak berani melepas," tutur Jokowi.

 

Bahkan negara tetangga di ASEAN, seperti Vietnam, Kamboja, Thailand  yang biasa memberikan ekspor beras, sekarang menghentikan pengiriman beras ke luar negeri, dan mengutamakan cadangan beras di dalam negeri masing-masing.