EmitenNews.com - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2024 tercatat inflasi sebesar 0,30% (mtm). Sehingga secara tahunan menurun menjadi 1,55% (yoy) dari realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,71% (yoy).


Bank Indonesia (BI) menilai inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.


"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025," demikian siaran pers BI sebagaimana disampaikan Direktur Komunikasi, Ramdan Denny Prakoso.


Inflasi inti pada November 2024 tercatat sebesar 0,17% (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,22% (mtm). Inflasi inti didorong oleh peningkatan harga komoditas global, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga dalam kisaran sasaran.


Inflasi inti pada November 2024 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk. Secara tahunan, inflasi inti November 2024 tercatat sebesar 2,26% (yoy), meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 2,21% (yoy).


Kelompok volatile food mengalami inflasi. Kelompok volatile food pada November 2024 mengalami inflasi sebesar 1,07% (mtm), meningkat dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,11% (mtm). Inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, tomat, dan daging ayam ras.


Peningkatan harga komoditas hortikultura didorong oleh berlangsungnya masa tanam, sementara kenaikan harga komoditas daging ayam ras dipengaruhi oleh harga bibit Day Old Chicks (DOC) yang meningkat. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 0,32% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,89% (yoy).


BI meyakini ke depan inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.


Kelompok administered prices mengalami inflasi. Kelompok administered prices pada November 2024 mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,25% (mtm).


Inflasi kelompok administered prices didukung terutama oleh komoditas sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara, seiring dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau dan peningkatan mobilitas masyarakat. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 0,82% (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,77% (yoy).(*)