BI Rate Sudah Turun, Perbankan Diminta Turunkan Suku Bunga Kredit

Pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) perlu diikuti dengan penurunan suku bunga oleh perbankan.
EmitenNews.com - Penurunan suku bunga pasar uang dan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) perlu diikuti dengan penurunan suku bunga oleh perbankan.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan di pasar uang, sejalan dengan penurunan BI-Rate sebesar 125 bps sejak September 2024 dan ekspansi likuiditas moneter Bank Indonesia, suku bunga INDONIA terus menurun sebesar 144 bps dari 6,03% pada awal 2025 menjadi 4,59% pada 16 September 2025.
Suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan juga menurun masing-masing sebesar 210 bps, 213 bps, dan 219 bps sejak awal 2025 menjadi 5,06%; 5,07%; dan 5,08% pada 12 September 2025. Imbal hasil SBN untuk tenor 2 tahun menurun sebesar 185 bps dari 6,96% pada awal 2025 menjadi 5,11% pada 16 September 2025, sementara untuk tenor 10 tahun menurun sebesar 94 bps dari tingkat tertinggi 7,26% pada pertengahan Januari 2025 menjadi 6,32%.
"Namun, penurunan suku bunga perbankan masih berjalan lambat dan karenanya perlu dipercepat. Dibandingkan dengan penurunan BI-Rate sebesar 125 bps, suku bunga deposito 1 bulan hanya turun sebesar 16 bps dari 4,81% pada awal 2025 menjadi 4,65% pada Agustus 2025," kata Perry usai Rapat Dewan Gubernur BI edisi September di Jakarta, Rabu (17/9).
Menurut Gubernur BI lambatnya penurunan suku bunga deposito ini terutama dipengaruhi oleh pemberian special rate kepada deposan besar yang mencapai 25% dari total DPK bank. Penurunan suku bunga kredit perbankan bahkan berjalan lebih lambat, yaitu sebesar 7 bps dari 9,20% pada awal 2025 menjadi sebesar 9,13% pada Agustus 2025.
Bank Indonesia memandang suku bunga deposito dan kredit perbankan perlu segera turun sehingga dapat meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan sebagai bagian upaya bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan Program Asta Cita Pemerintah.(*)
Related News

Indo Tambangraya (ITMG) Siapkan Buyback Saham Rp2,49T

Menperin: Industri Masih Anggap Transformasi Digital Sebagai Cost

BI Taksir Pertumbuhan Ekonomi Global Turun di Bawah 3 Persen

Harga Emas Antam Berbalik Turun Rp17.000 per Gram

Badan Pangan Ajak DPR Awasi Distribusi Bantuan Pangan Beras Lanjutan

BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 4,75 Persen