EmitenNews.com - PT Indofarma Tbk (INAF) menyampaikan bahwa Bio Farma selaku induk usaha  akan membayar setiap kewajiban keuangan PT Indofarma Tbk (INAF) pada saat yang jatuh tempo. Sikap Bio Farma ini,  guna memastikan emiten farmasi milik BUMN tersebut dapat menjalankan kegiatan usahanya.

‘Berdasarkan Surat No. SD-001.28/DIR/VI/2024 tanggal 28 Juni 2024 PT Bio Farma mendukung upaya INAF untuk tetap dapat menjalankan kegiatan usahanya dan memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo,” tulis Direktur Utama INAF, Yeliandriani dalam laporan keuangan tahun 2023 telah audit dikutip Kamis, 4 Juli 2024.

 

Seperti diketahui, INAF melaporkan jumlah kewajiban Rp1,563 triliun pada akhir tahun 2023 atau bertambah 5,1 persen dibanding akhir tahun 2022.

Tapi aset lancar INAF hanya Rp198,9 miliar pada akhir tahun 2023. Pada saat yang sama kewajiban jangka pendek mencapai Rp1,231 triliun. Sehingga terdapat selisih Rp1,032 triliun.

 

Terlebih, INAF mengalami rugi bersih Rp720,9 miliar pada akhir Desember 2023 atau bengkak 57,5 persen dibanding akhir tahun 2022.

Dampaknya, akumulasi kerugian atau defisit menukik 99,5 persen secara tahunan menyentuh Rp1,413 triliun pada akhir tahun 2023. Akibat berikutnya, INAF mengalami tekor modal atau defisiensi modal sedalam Rp804,1 miliar pada akhir tahun 2023.

 

Sedangkan, penjualan bersih turun 46,6 persen secara tahunan tersisa Rp523,59 miliar pada akhir tahun 2023.

Pemicunya, penjualan ethical ke pasar dalam negeri amblas 40,07 persen secara tahunan menjadi Rp314,23 miliar pada akhir tahun 2023. Bahkan penjualan produk cepat laku ke pasar lokal anjlok 69,05 persen tersisa secara tahunan tersisa Rp82,776 miliar.

 

Selain itu, penjualan alat kesehatan, jasa klinik dan lainnya merosot 75,5 persen secara tahunan sisa Rp34,67 miliar.

Tapi penjualan vaksin ke pasar lokal melonjak 255 persen secara tahunan menjadi Rp64,42 miliar pada akhir tahun 2023. Senada, nilai ekspor ethical dan over the counter naik 50 persen secara tahunan menjadi Rp21,9 miliar.

Walau beban pokok penjualan dapat ditekan 31,1 persen secara tahunan menjadi Rp680,98 miliar pada akhir tahun 2023. Tapi rugi kotor melambung 1.862 persen secara tahunan menjadi Rp157,38 miliar.