EmitenNews.com—PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menjadi salah satu entitas yang tergabung dalam konsorsium proyek Blok Rokan. Proyek ini diperkirakan memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap kinerja keuangan perusahan milik pengusaha Hapsoro, suami politikus Puan Maharani.


Yuni Pattinasarani, Corporate Secretary RAJA dalam keterbukaan informasi mengatakan, kontribusi indikatif Pipa Minyak Blok Rokan diharapkan berada pada kisaran 30%-45%. "Ini kontribusi baik untuk pendapatan maupun laba bersih," ujarnya dikutip Jumat (5/8/2022).


Itu merupakan target indikatif. Pasalnya, pengaliran minyak melalui pipa tersebut baru dilakukan mulai Februari kemarin setelah semua instalasi rampung pada akhir 2021.


Sampai saat ini, pengaliran pada pipa tersebut baru mencapai 25.300 BPOD. Pengaliran akan secara bertahap dan ditargetkan bisa mencapai utilisasi paling optimal pada tahun 2022 atau paling lambat awal tahun depan.


"Saat ini, yang masih perlu disepakati antara Pertamina Hulu Rokan dan Konsorsium Pertagas Rukun Raharja adalah tarif yang dikenakan terkait minyak yang melewati pipa baru tersebut," terang Yuni.


RAJA bersama entitas lain yang tergabung dalam proyek kerjasama operasi ini sekarang tengah berdiskusi agar kontrak yang berisi tarif pengangkutan minyak tersebut dapat segera ditandatangani.


Perlu diketahui, dalam pelaksanaan proyek Pipa Minyak Blok Rokan, tiga tahap perjanjian. Ketiganya adalah, Memorandum of Understanding (MoU) antara Pertamina dan Konsorsium Pertagas Rukun.


Jika prosesnya rampung, maka akan berlanjut pada Head of Agreement (HOA). Dalam tahapan ini tercantum indikasi tarif yang telah disepakati. "Dan yang saat ini sedang dalam proses finalisasi adalah Oil Transfer Agreement (OTA)," imbuh Yuni.


Di dalam perjanjian OTA inilah tercantum tarif yang akan berlaku efektif antara Pertamina Hulu Rokan dan Konsorsium Pertagas Rukun Raharja.


Karena masih dalam tahap tersebut RAJA baru bisa memberikan indikasi kontribusi Blok Rokan. "Kami baru dapat memberikan proyeksi yang lebih akurat apabila OTA selesai ditandatangani oleh para pihak," tandas Yuni.


Untuk kinerja keuangan tahun ini sendiri, manajemen memproyeksikan pendapatan naik 28% dibanding tahun 2021 menjadi USD 126 juta dari sebelumnya USD98 juta. Sedang laba bersih diproyeksikan naik sebesar 140% dibandingkan tahun 2021 atau dari US$ 3,4 juta menjadi kisaran USD8 juta.


Yuni mengatakan, estimasi tersebut mengacu pada sejumlah proyek yang sudah rampung tahun lalu. Sehingga, proyek-proyek itu telah beroperasi di tahun 2022.


"Dengan demikian proyek-proyek tersebut sudah mulai berkontribusi dan tercermin dalam laporan keuangan 2022," ujarnya.