EmitenNews.com - Humpuss Maritim Internasional (HUMI) tahun ini mengalokasikan belanja modal Rp802,50 miliar. Berdasar rencana, belanja modal untuk pembelian sejumlah kapal armada. Itu untuk mendukung program pemerintah terutama konservasi energi.

Ya, pemerintah akan meningkatkan persentase pencampuran bahan bakar nabati dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak solar dari 30 persen (B30) menjadi 35 persen (B35). Bahan dasar B35 dari sumber daya terbarukan dapat ditanam, dan bisa mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. 

Biodiesel itu, juga bisa mengurangi emisi gas buang, termasuk jumlah jelaga, dan asap knalpot. Studi Departemen Energi dan Pertanian Amerika Serikat (AS) menemukan, biodiesel dapat mengurangi emisi karbondioksida bersih 78 persen. Dan, perseroan mematok menambah 9 kapal ke dalam armada, terdiri dari 3 Oil & Chemical Tanker, 1 LNG Vessel, dan 5 Tugboat. 

Tirta Hidayat, Direktur Utama perseroan menyampaikan anggaran pembelian Oil & Chemical Tanker itu, bentuk strategi ekspansi perseroan dalam memenuhi kebutuhan metanol terus meningkat, seiring pertumbuhan permintaan atas bahan bakar nabati. Namun, sayangnya dengan meningkatnya kebutuhan metanol saat ini, ketersediaan kapal pengangkut methanol di Indonesia masih terbatas. 

”Terbatasnya ketersediaan kapal pengangkut itu, menjadi peluang usaha besar bagi perseroan untuk memonetisasi kelangkaan tersebut. Perseroan tahun ini menarget akuisisi terhadap 9 kapal. Kami telah menyiapkan dana anggaran Rp802,50 miliar,” tutur Tirta Hidayat, Direktur Utama Humpuss Maritim Internasional. 

Selain mengangkut methanol, kapal tanker ditarget Perseroan itu, juga untuk mengangkut caustic soda, dan asam sulfat belakangan ini mengalami lonjakan kebutuhan seiring pertumbuhan industri nikel di Indonesia. Penempatan kapal oil & chemical Tanker itu, salah satu upaya perseroan dalam pengembangan lini usaha Chemical, dan diharap mampu mengambil pangsa pasar lebih besar pada 2024.

Pada akhir, Tirta juga menyampaikan dengan adanya penambahan kapal ini, akan menjadi katalis positif untuk mendorong kinerja terutama lini bisnis Oil & Chemical. ”Untuk tahun ini, perseroan menarget pertumbuhan laba bersih usaha 20,50 persen, stabilitas pertumbuhan setiap tahun akan terus dijaga," ucap Tirta. 

Tirta juga menambahkan, "Pencapaian akhir 2023 secara non-audited, laba bersih usaha mencapai USD14,70 juta. Itu artinya meningkat 35 persen dibanding laba bersih pada 2022, di mana manajemen semula menarget 20 persen pada akhir 2023. Namun, hal ini mesti dipastikan melalui laporan keuangan audit sedang dilakukan kantor akuntan publik,” tukas Tirta. (*)