EmitenNews.com - Pemerintah sedang melaksanakan program transisi energi yang berkelanjutan. Menanggapi hal ini, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati,  menyatakan bahwa Indonesia terus berada di jalur yang benar, tidak hanya dalam mengembangkan energi berkelanjutan, tetapi juga dalam menciptakan keamanan energi. 

Nicke menyampaikan hal ini saat menghadiri acara Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama dengan Jajaran Direksi Pertamina di Aruma Resto, Jakarta, pada Senin (25/3). Dia menyoroti perubahan fokus dari pengusaha energi global, yang awalnya berpusat pada transisi energi, kini beralih menjadi penekanan pada keamanan energi.

“Satu fakta yang menarik dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, semuanya sekarang lebih pragmatis, lebih realistis dalam melihat transisi energi,” ucapnya, dikutip Selasa (26/3).

Lebih lanjut, Nicke menjelaskan bahwa pandangan perusahaan energi global terhadap transisi energi telah berubah. Awalnya, mereka fokus pada pencarian alternatif energi terbarukan, namun sekarang mereka lebih mengutamakan keamanan energi untuk mencegah krisis energi global. 

Nicke menyatakan bahwa prinsip ini telah diterapkan oleh Pertamina dalam waktu yang lama dengan cara memperkuat dan memperluas pengelolaan bisnis minyak dan gas yang sudah ada, serta secara simultan mengembangkan bisnis berkarbon rendah untuk mendorong pertumbuhan masa depan Indonesia.

Dia menambahkan bahwa strategi Pertamina telah terbukti benar, meskipun sebelumnya perusahaan ini dianggap aneh karena masih menjalankan ekosistem liquefied natural gas (LNG). 

Nicke menekankan bahwa kunci untuk berhasil dalam transisi energi adalah pelaksanaannya yang jelas, terkontrol, dan berkelanjutan. Transisi energi juga harus dilakukan dengan mematuhi prinsip Net Zero Emission (NZE).

Untuk itu, sambung dia, pentingnya melakukan transisi energi tanpa perlu adanya sektor yang dikorbankan.

Peralihan menuju energi berkelanjutan tak perlu mengorbankan keamanan dan ketersediaan energi.

Dia menambahkan, jika energi ini merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi, yang mana artinya energi merupakan bagian dari ketahanan negara. Menurutnya energi bersanding dengan kebutuhan akan air dan pangan.

“Energi adalah faktor utama, energi adalah katalis bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara karena ia bisa berkorelasi dengan segala aspek,” pungkas dia.