EmitenNews.com - Sektor jasa keuangan Indonesia sedang mengalami transformasi yang cepat seiring dengan upaya untuk mendigitalkan dan mengikuti perubahan besar-besaran dalam perilaku konsumen yang disebabkan oleh Covid-19. Menurut survei McKinsey Personal Financial Services 2021, 78% konsumen Indonesia sekarang aktif menggunakan perbankan digital, naik dari 57% pada tahun 2017.


Salah satu perusahaan perbankan yang dikabarkan gencar melakukan digitalisasi adalah PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP). Semenjak KB Kookmin menjadi controlling shareholder 67%, KB Bukopin mendapatkan dukungan dari KB Kookmin Bank dan indikator keuangan perseroan semakin improved. Interbank liquidity support sebesar Rp 8.5 Triliun, Time deposit placement sebesar Rp 2.8 Triliun, dan Capital Injection sebesar Rp 12.4 Triliun. 


"Aspirasi Bank yakni mencapai turn around dimana Bank mampu membangun struktur keuangan yang berkelanjutan, dengan kompetensi sumber daya manusia yang berdaya saing, dan budaya perusahaan yang beretika. Dengan tiga hal tersebut, bisnis Bank dapat tumbuh secara berkelanjutan dengan fokus pada Good Bank yang didukung oleh perbaikan IT infrastruktur dan digital innovation," kata Corporate Secretary BBKP Tias Hardi kepada EmitenNews.com , Selasa (18/1/2022)


Pertumbuhan Good Bank akan difokuskan pada segmen SME dan Retail. Dimana kedua segmen ini dinilai lebih stabil dalam menghadapi tekanan selama masa pandemic Covid-19. Bank akan fokus pada segmen bisnis yang telah dikuasai. 


Lebih lanjut Tias menambahkan, pada segmen retail Bank akan membangun ekosistem nasabah mass affluent untuk hubungan jangka panjang dengan beragam layanan produk ritel dan memanfaatkan digital banking. Pada segmen SME, Bank akan menyediakan end to end business model yang berbasis risiko. Pada segmen korporasi Bank akan mengoptimalkan peluang bisnis baru dengan memanfaatkan jaringan bisnis Indo-Korean (Korean Desk) melalui perusahaan besar sebagai anchor company untuk membangun ekosistem value chain & supply chain yang spesifik (tailored) yang akan dikolaborasikan melalui cross selling produk consumer atau SME. Sebagai informasi hingga November 2021 Korean Desk telah berkontribusi terhadap pertumbuhan DPK lebih dari Rp9,6 Triliun. 


Bank saat ini tengah mempersiapkan landasan yang kuat melalui proses transformasi yang telah dimulai sejak Agustus 2020 atau sejak KB menjadi controller shareholder, transformasi dilakukan pada beberapa aspek seperti bisnis proses, SDM dan teknologi informasi.


Proses transformasi tersebut akan terus berjalan pada tahun-tahun berikutnya dengan tujuan yaitu penguatan kapabilitas Bank seperti implementasi digital Banking, implementasi channel optimalisasi, membuat produk dan service baru yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dan lain sebagainya


Namun, proses yang dilalui oleh KB Bukopin tidaklah mudah. Mengingat proses yang telah dilalui dengan berbagai dilematiknya. Mengingat sebelumnya terjadi tarik ulur antara pemegang saham pengendali sebelumnya yaitu PT Bosowa Corporindo yang dicaplok oleh KB Kookmin dilewati dengan proses panjang.


Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan, jangan ada kisruh di antara para pemegang saham Sehingga nantinya dapat mengganggu keberlangsungan perseroan. Sedangkan untuk prospek jangka menengah Reza menegaskan tergantung pada kebijakan pemegang saham baru yaitu KB kookmin seperti apa.


Seperti kita ketahui bahwa bank-bank lain sudah mempersiapkan diri untuk menatap kedepan dengan digitalisasi melalui akuisisi bank lain ada pula yang mengubah bisnisnya. Sementara untuk Bukopin sendiri strategi KB kookmin seperti apa, ini harus diperjelas terlebih dahulu pengembangan bisnis mereka seperti apa.


Yang selama ini terdengar adalah tarik ulur antara kepentingan pemegang saham. Maka dengan kondisi itu publik atau pemegang saham lain melihatnya kondisi tersebut dapat mengganggu keberlangsungan perusahaan, khususnya pada pertumbuhan dan target perusahaan dapat terganggu karena sentimen seperti ini terlihat kurang baik untuk Bank Bukopin.


"Namun, apabila Bank Bukopin (BBKP) dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di internal perseroan maka Bank Bukopin dapat menata strategi dan target jangka pendek maupun jangka menengahnya. Sehingga sentimen nya bisa lebih positif lagi, imbuh Reza Priyambada saat di hubungi EmitenNews.com Selasa (18/1/2022.


Menurut Tias , kepemilikan Bosowa di BBKP hanya tersisa 0,009% per Desember 2021. Berdasarkan penelusuran EmitenNews.com kepemilikan terbaru daftar KSEI, kepemilikan Bosowa telah hilang. Hal ini dampak dari perintah OJK NO. 64/KDK.02/2020 yang memerintahkan larangan Bosowa sebagai pihak utama pengendali atau memiliki saham pada lembaga jasa keuangan (LJK) dan atau menjadi pihak utama pengurus dan atau pihak utama pejabat pada LJK dengan jangka waktu 3 tahun.


Adapun, dalam daftar pemegang saham yang dilaporkan oleh emiten ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Januari 2022. Berdasarkan laporan tersebut, pemegang saham perusahaan saat ini adalah Kookmin Bank Co., Ltd. sebesar 67% sekaligus pemegang saham pengendali perusahaan. Sisanya adalah kepemilikan dibawah 5% atau tercatat sebagai pemegang saham publik dengan total floating share 33%


Terakhir kali Bosowa tercatat sebagai pemegang saham Bank Bukopin pada akhir Agustus 2021 lalu dengan kepemilikan sebesar 6,313%. Namun dalam kepemilikan per September, Bosowa sudah tak lagi tercatat sebagai pemegang saham. Bosowa tak lagi tercatat sebagai pemegang saham Bukopin lantaran terkena penghapusan sebagian saham (partial delisting) oleh BEI yang mana kepemilikan saham kurang dari 1% tidak lagi dicatatkan di BEI.


Dengan demikian, setelah partial delisting, maka saham BBKP yang tercatat keseluruhan sebesar 31.996.002.771 saham. Sementara itu berdasarkan data terakhir, jumlah saham beredar BBKP sebelum partial delisting adalah sebanyak 32.673.251.194, artinya saham BBKP yang tidak dicatatkan yaitu sebanyak 677.248.423 saham.


Secara rinci, saham tersebut adalah milik Kopkapindo sebanyak 397.602.613 saham, milik Bosowa Corporindo 188.779.606 saham, dan milik Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) sebanyak 90.866.204 saham.