BRI Peduli 'Yok Kita Gas' Berhasil Dijalankan di 40 Kota
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto. dok.BRI.
EmitenNews.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), atau BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (Corporate Social Responsibility/CSR) terus melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah. BRI menginisiasi program-program yang secara nyata dapat membantu mengatasi masalah sampah di berbagai wilayah di Indonesia. BRI Peduli ‘Yok Kita Gas’ berhasil dijalankan di 40 kota.
Sejak digulirkan pada tahun 2021, program BRI Peduli ‘Yok Kita Gas’ telah dilaksanakan pada 41 lokasi di Indonesia, terdiri atas lima pasar tradisional dan 36 lokasi di lingkungan masyarakat.
Dalam rilisnya yang diterima Senin (26/2/2024), Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa BRI Peduli Yok Kita Gas secara nyata telah memberikan dampak bagi masyarakat di berbagai wilayah baik dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang tersirat pada Pilar Pembangunan Sosial, Pilar Pembangunan Ekonomi dan Pilar Pembangunan Lingkungan.
Masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia terutama di wilayah padat permukiman atau wilayah kota mendapatkan manfaat dari program ini. Di antaranya, mendapatkan wawasan tentang kondisi pengelolaan sampah, mendapatkan keterampilan dalam memilah sampah dari rumah, sehingga mampu mengatasi persoalan sampah dari rumah tangga.
Dari sisi sosial, masyarakat mendapatkan edukasi tentang pengelolaan sampah dan pelatihan-pelatihan. Antara lain pelatihan pengelolaan sampah, pembuatan laporan, pembukuan, manajemen SDM dan pemakaian alat-alat pengelolaan sampah. Selain itu, sebanyak 3.065 pedagang pasar di berbagai wilayah tercatat telah mengikuti sosialisasi tentang bank sampah dan pengelolaan sampah di pasar.
Dari sisi lingkungan, BRI Peduli Yok Kita Gas memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemilahan sampah baik organik maupun anorganik. Sampah yang terkumpul tersebut dipilih dan dipilah menjadi sampah organik dan anorganik.
Sampah anorganik dapat diolah lagi menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Dalam mendukung pengelolaan sampah tersebut, BRI telah menyalurkan 173 unit bak maggot komunal dan 50 unit kandang Black Soldier Fly (BSF).
“Hasilnya sudah terkumpul 236.153 kg sampah organik dan 471.323 kg sampah anorganik di bank sampah. Selain itu juga tercatat sebanyak 6.921,5 kg maggot terjual dan juga sebanyak 34.739.868 Kg CO2e karbon tereduksi melalui bank sampah” ungkap Catur.
Dari sisi ekonomi, Gerakan Anti Sampah, Yok Kita Gas berhasil mengubah cara pandang masyarakat tentang mengubah sampah jadi uang. Sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang disediakan BRI bagi masyarakat. Setelah dicacah, sampah pun dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh pendapatan.
Hasilnya, tercatat total tabungan masyarakat yang melakukan penukaran sampah jadi duit di bank sampah sebanyak Rp104.420.916 dengan jumlah nasabah bank sampah yang terdaftar sebanyak 8.699 nasabah.
Upaya Nyata Mengatasi Perubahan Iklim
BRI Peduli Yok Kita Gas merupakan program pengelolaan sampah terpadu yang mengoptimalkan lahan dan sumber daya yang dimiliki secara berkelanjutan. Pada akhirnya gerakan ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, mendorong terciptanya energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim.
“Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi industri kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik atau untuk jenis organik, bisa dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik,” imbuhnya.
Dalam pelaksanaannya, BRI Peduli Yok Kita Gas diimplementasikan dalam dua bentuk yaitu melalui Yok Kita Gas di Pasar Tradisional dan di lingkungan masyarakat (Stand Alone Location). Untuk implementasi di lingkungan masyarakat, pelaksanaan program dilakukan di lokasi Bank Sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang telah dikelola oleh masyarakat di lokasi padat penduduk baik di kota, atau desa.
Khusus pasar tradisional, program ini telah dilakukan di lima lokasi, yang memiliki peringkat terbaik dalam program pasar.id. Yaitu, di kota Bandung, Semarang, Surabaya, Malang dan Denpasar.
“Kami menyadari bahwa pasar salah satu sarana publik tempat berlangsungnya aktivitas ekonomi masyarakat, aktivitas di pasar menimbulkan sampah setiap hari. Oleh Karena itu, kami mengajak pedagang maupun masyarakat yang beraktivitas di pasar untuk menjaga kebersihan pasar. Sampah yang dihasilkan dapat dipilah dan diolah dengan tepat,” pungkas Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto. ***
Related News
Asahimas (AMFG) Pasang Strategi Ini Hadapi Fluktuasi Mata Uang
Berau Coal (BRAU) Perpanjang Tender Sukarela, Cek Detailnya
Niat Bayar Obligasi, Peringkat Medco Energi (MEDC) idAA
Waskita (WSKT) Ungkap Rampungkan Proyek Mrican Rp195M
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya