BRRC Beber Fakta Baru Bareng Calon Pengendali MEJA
Potret pekerja PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) memeriksa produk tepung panir miliknya.
EmitenNews.com - PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) akhirnya angkat bicara menanggapi permintaan klarifikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait rencana aksi korporasi dan keterkaitannya dengan kenaikan harga saham perusahaan yang melonjak baru-baru ini.
Saham BRRC tercatat naik tajam 77,65% atau 66 poin dalam sepekan ke Rp151. Dalam sebulan, saham ini sudah menanjak 106,85% dari Rp73 (28 September 2025). Selama tiga bulan terakhir, BRRC bahkan menguat 169,64% dari Rp56 (28 Juli 2025). Meski begitu, sepanjang tahun berjalan saham BRRC masih terkoreksi 24,29% dari harga perdana IPO Rp210 pada 9 Januari 2025.
Adapun, pada perdagangan hari ini, Selasa (28/10), saham BRRC langsung tertekan hingga 14,57% ke harga terendah harian (Auto-Rejection Bawah/ARB) Rp129.
Corporate Secretary BRRC Nurlijah Khairunisa dalam keterangan tertulisnya yang terbit Selasa (28/10) mengungkap bahwa perseroan saat ini belum melaksanakan aksi korporasi apa pun terkait akuisisi atau pergantian pengendali.
“Jenis aksi korporasi yang akan dilaksanakan pada tahun 2026 saat ini masih dalam tahap kajian dan pematangan. Tujuan dari aksi korporasi tersebut adalah untuk mendukung strategi pertumbuhan dan pengembangan usaha perseroan ke depan,” jelas Nurlijah dalam surat resmi kepada BEI, dikutip Selasa (28/10).
Adapun, harga saham BRRC sempat dipicu naik oleh pengumuman rencana aksi korporasi yang dilakukan perseroan bersama PT Bisnis Bersama Berkah (Triple B) dalam rencana strategis tersebut. Tak dijelaskan lebih lanjut, apakah Triple B bakal menjadi pengendali baru BRRC.
Triple B milik Noprian Fadli itu juga, saat ini tengah menjajaki negosiasi untuk mengambil alih 45% saham PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA).
BRRC menyebut, pihaknya menunjuk PT Bisnis Bersama Berkah (Triple B Advisor) sebagai konsultan keuangan utama atau lead advisor. Adapun, yang bersangkutan dinilai berpengalaman sejak 2015 dan memiliki spesialisasi dalam merger & akuisisi (M&A), restrukturisasi, studi kelayakan proyek, hingga penerbitan efek seperti right issue, obligasi, dan private placement.
Dalam suratnya, Nurlijah mengatakan bahwa rencana aksi korporasi bersama Triple B Advisor meliputi penyusunan strategi akuisisi, penerbitan obligasi, right issue, maupun private placement, dengan masa penugasan selama 12 bulan ke depan.
Namun, hingga kini belum ada keputusan final terkait aksi korporasi tersebut.
Menanggapi kenaikan harga saham yang signifikan pada 24 Oktober 2025, BRRC menyatakan tidak mengetahui penyebabnya.
“Kami tidak mengetahui penyebab kenaikan harga saham pada 24 Oktober 2025,” tulis Nurlijah.
Perseroan juga memastikan tidak terdapat informasi atau kejadian material lainnya yang belum diungkapkan kepada publik.
Related News
Grup Lippo (LPCK) Berbalik Laba Usai Rugi Triliunan Rupiah
TOBA Ungkap Bisnis Energi Hijau Moncer di Kuartal III-2025
Program 3 Juta Rumah, BNI Salurkan 109 Ribu KPR Subsidi
Kuartal III-2025, Emiten Grup Astra (AUTO) Tuai Laba Naik Tipis 2,6%
AKRA Suntik Anak Usaha Retail Jadi Rp1,05T, Ini Tujuannya
Delta Giri (DGWG) Catat Laba Tumbuh 10,87% di Kuartal III-2025





