EmitenNews.com -  PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melaporkan bahwa hingga 30 September 2025, perseroan telah merealisasikan penggunaan dana hasil penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp13,85 triliun atau sekitar 65% dari total dana bersih yang diperoleh. Sementara itu, sisa dana sebesar Rp7,47 triliun masih tersimpan dalam bentuk deposito dan surat berharga negara (SBN).

Bukalapak melaksanakan IPO pada 6 Agustus 2021, dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp21,9 triliun. Setelah dikurangi biaya penawaran umum sebesar Rp574,85 miliar, perseroan menerima dana bersih sekitar Rp21,33 triliun.

Corporate Secretary Bukalapak Cut Fika Lutfi menjelaskan, dana hasil IPO tersebut terutama digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha, baik di tingkat induk maupun anak usaha. Rinciannya antara lain:

Modal kerja PT Bukalapak.com Tbk: Rp7,52 triliun

Modal kerja PT Buka Mitra Indonesia: Rp1,14 triliun

Modal kerja PT Buka Usaha Indonesia: Rp16,97 miliar

Modal kerja PT Buka Investasi Bersama: Rp10 miliar

Modal kerja PT Buka Pengadaan Indonesia: Rp35,61 miliar

Modal kerja Bukalapak Pte. Ltd.: Rp1,05 miliar

Modal kerja PT Five Jack: Rp6,26 miliar

Pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha grup: Rp5,12 triliun.

“Total realisasi penggunaan dana mencapai Rp13,85 triliun, sementara Rp7,47 triliun masih tersimpan sebagai sisa dana IPO,” ujar Cut Fika dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/10).

Ia menambahkan, sisa dana tersebut ditempatkan pada instrumen keuangan berisiko rendah, meliputi:

Deposito berjangka di bank BUMN dan swasta seperti BRI, BTN, Mandiri, dan DBS, dengan bunga 2,25%–6,75% Giro di Bank DBS, HSBC, Mandiri, dan BNI.Obligasi Pemerintah Republik Indonesia (USD) dengan tenor 8–55 bulan dan kupon 4,35%–4,75%

“Seluruh realisasi penggunaan dana telah dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja serta pengembangan bisnis Grup Bukalapak dan entitas anak,” jelas Cut Fika.

Sebagai informasi, Bukalapak melepas sebanyak 25,76 miliar saham atau 25% dari modal disetor penuh pada harga perdana Rp850 per saham saat IPO. Dana yang berhasil diraup mencapai Rp21,9 triliun, dengan PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin emisi utama.

Saham, harga saham BUKA dalam sepekan terakhir naik 1,20% ke level Rp168 per 31 Oktober 2025. Namun, dalam sebulan turun 3,45%, sementara dalam enam bulan terakhir meningkat 14,2%, dan secara tahunan (year-to-date) naik 34,4% dari posisi awal tahun di Rp125 per saham.