EmitenNews.com -Lupakan sejenak image tambang yang kotor dan kuno. Di Banyuwangi, tepatnya di Tambang Emas Tujuh Bukit, anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) lagi flexing kalau tambang itu bisa next level: efisien, aman, dan sustain abis. Merdeka Copper Gold membuktikan, cuan dari emas dan perak bisa jalan barengan sama tanggung jawab ke lingkungan dan komunitas lokal.

Tambang yang berlokasi di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, ini menggunakan metode tambang terbuka konvensional (Open Pit) dan proses Oxide heap leach buat nge-ekstraksi emas dan perak. Kedengarannya teknis, tapi intinya, mereka gaspol produksi sejak bijih pertama diangkut tahun 2016.

Safety First: Gokil, 20 Juta Jam Tanpa Insiden!
Di mata Gen Z, aspek keselamatan dan kesejahteraan pekerja itu harga mati. Dan MDKA berhasil membuktikannya. Mereka baru aja mencetak rekor gokil: lebih dari 20 juta jam kerja tanpa Lost Time Injury (LTI)—itu artinya, enggak ada cedera serius yang bikin pekerja harus absen.

"Aspek keselamatan dan kesejahteraan pekerja selalu menjadi prioritas utama kami. Angka lebih dari 20 juta jam kerja tanpa LTI adalah bukti bahwa praktik terbaik dalam operasional dapat berjalan beriringan dengan komitmen humanis terhadap setiap individu," ujar Tom Malik, Head of Corporate Communications PT Merdeka Copper Gold Tbk.

Vibe positif ini didukung juga oleh riset mereka. Kegiatan pengeboran di 2024 sukses banget. Hasilnya? Bijih cadangan makin banyak, dan umur tambang oksida auto diperpanjang sampai tahun 2029. Auto aman sampai beberapa tahun ke depan!

Komitmen Lokal: Bestie Utama Komunitas
Merdeka enggak cuma fokus ke perut bumi. Mereka sadar, masyarakat lokal adalah partner utama. Total ada 3.000 pekerja di Bumi Suksesindo (anak usaha MDKA di Banyuwangi) dan perusahaan memastikan operasinya yang menggunakan sekitar 992 hektare lahan dari total konsesi 4.000 hektare—bukan cuma kasih janji, tapi impact nyata.

"Kami melihat masyarakat lokal sebagai mitra utama. Kami berupaya memastikan bahwa setiap tahapan operasi memberikan manfaat nyata dan kesempatan kerja, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan," tambah Tom Malik.

Komitmen ini bukan basa-basi. Selain membuka lapangan kerja, Merdeka juga menyelesaikan penyediaan Lahan Kompensasi seluas 1.988,24 ha. Ini menunjukkan komitmen ESG (Environmental, Social, and Governance) yang enggak kaleng-kaleng dalam pemberdayaan masyarakat lokal dan pembangunan ekonomi wilayah.

Target 2025: Stay Focused di Tengah Fluktuasi Harga
Di tengah dinamika harga komoditas global, Merdeka Copper Gold memilih untuk stay focused dan realistis. Target produksi emas dari Tujuh Bukit untuk tahun 2025 diperkirakan mencapai 100.000–110.000 ounces dengan cash cost yang dijaga ketat di kisaran USD1.000-USD1.100/oz. Kinerja MDKA sendiri terdorong naik oleh harga emas yang lagi tinggi-tingginya.

"Fluktuasi harga komoditas global adalah dinamika yang tidak dapat kami kontrol, tetapi yang bisa kami lakukan adalah menjaga biaya operasi kita seefisien mungkin," tegas Tom.

Masa Depan Indonesia: Hilirisasi Adalah Kunci
Selain soal tambang emas di Banyuwangi, Merdeka Copper Gold melihat gambaran yang lebih besar. Meskipun harga nikel sempat tertekan (tapi MBMA—anak usaha MDKA yang lain—berhasil meningkatkan produksi), Indonesia harus strategis dengan mengontrol produksi dan mendorong hilirisasi yang lebih dalam. Hilirisasi ini penting buat mineral lain juga, seperti tembaga dan timah (yang krusial buat green energy).

Kontribusi pertambangan Indonesia ke dunia itu signifikan banget. Bahkan negara superpower seperti AS, Kanada, dan Australia masih sangat bergantung pada sektor ini. Merdeka melalui Bumi Suksesindo juga sudah mulai mengembangkan hilirisasi tembaga dan emas di Banyuwangi. Ini penting, karena kalau kita mau mempertahankan kepemimpinan di industri mineral global, Indonesia enggak boleh cuma jadi eksportir bahan mentah.

Jika melihat pemaparan di atas, maka garis besarnya adalah Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi bukan cuma soal mengejar target produksi, tapi tentang membangun industri tambang modern yang sustainable, aman, dan jadi game changer buat perekonomian lokal dan posisi Indonesia di panggung komoditas global. That’s the vibe!

Secara operasional, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melanjutkan kegiatan eksplorasinya selama triwulan ketiga yang berakhir 30 September 2025 (Q3) di empat lokasi di Indonesia (Tujuh Bukit di Jawa Timur, Eksplorasi DSI di Jawa Timur, Pulau Wetar di Maluku Barat Daya, dan Pani di Gorontalo) seperti ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah. Di Tujuh Bukit, fokus ada pada sumber daya tembaga emas dan emas perak. Eksplorasi DSI berfokus pada eksplorasi tembaga, emas dan perak, sedangkan di Wetar difokuskan pada sumber daya tembaga dan di Pani difokuskan pada sumber daya emas. Total pengeluaran untuk eksplorasi oleh Merdeka selama Q3 adalah berkisar Rp100,77 miliar (setara dengan kisaran USD6,16 juta).

Pengeluaran total eksplorasi pada Q3 yaitu Rp75,09 miliar (setara kira-kira USD4,59 juta) yang terdiri dari pengeboran definisi sumber daya umur tambang dan pekerjaan eksplorasi regional untuk proyek emas dan perak Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur. Sebagian besar pekerjaan diselesaikan oleh PT Bumi Suksesindo, dengan dukungan tambahan yang diberikan melalui perjanjian kontrak antara Merdeka dan PT Merdeka Teknik Servis (MTS) untuk pengeboran dari permukaan, pemetaan regional serta pengambilan sampel, dan survei geofisika. Interpretasi geologi dan hasil-hasil anomali geokimia telah digunakan untuk menentukan target pengeboran untuk definisi sumber daya di Tujuh Bukit dan eksplorasi regional di Gua Macan.

Hasil Kegiatan Eksplorasinya adalah Dua rig Reverse Circulation (RC) dan delapan rig Diamond Drill (DD) telah menyelesaikan 59 lubang bor dengan total pengeboran 15.418,4 meter. Sementara itu, survei geofisika Induced Polarisation telah dilakukan di Gua Macan, mencakup 18 array dengan luas 467,6 hektar. Rencana tindak lanjut dari ini adalah pengeboran permukaan di Proyek Tujuh Bukit akan dilanjutkan menggunakan delapan rig DD dan satu rig RC untuk pengeboran definisi sumber daya di Tujuh Bukit dan pengeboran eksplorasi regional di Gua Macan. Survei geofisika akan dilanjutkan pada target-target regional.

Agresivitas MDKA dalam kegiatan eksplorasi di berbagai aset pertambangan strategis di Indonesia berlanjut pada 3 perusahaan lain di berbagai wilayah tambang perseroan. Kegiatan eksplorasi pada periode ini difokuskan di empat lokasi utama, termasuk tiga proyek yang menjadi perhatian: Tambang Tembaga Wetar, Target Eksplorasi Damai Suksesindo (DSI), dan Proyek Emas Pani.