Bumi Resources (BUMI) Minta Restu Hapus Defisit, Ini Alasannya
Salah satu gambar usaha BUMI
EmitenNews.com - PT Bumi Resources Tbk (BUMI), bagian dari Grup Bakrie dan Salim berencana melakukan kuasi reorganisasi dengan menghapus akumulasi rugi (defisit) menggunakan posisi agio saham. yaitu selisih antara setoran modal dan nilai nominal saham.
Bumi Resources akan meminta persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan diadakan pada 30 Mei 2024.
“Dengan tidak adanya saldo defisit maka perseroan dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham karena perseroan dapat membagikan dividen,” tulis manajemen BUMI dalam keterangan resmi yang disampaikan ke BEI, Selasa(23/4/2024).
Rencana itu telah mendapat penilaian positif dari auditor pemeriksa laporan keuangan tahun 2023 dengan menyatakan tidak terdapat hal yang menjadi perhatian akuntan setelah pelaksanaan kuasi reorganisasi.
Selain itu, langkah itu ditopang cadangan batu bara JORCC perseroan lewat anak usaha Kaltin Prima Coal dan Arutmin Indonesia lebih 1.000 juta ton dan sumber daya batu bara Joint ore reserve Commite lebih dari 6.000 juta ton.
BUMI juga menyakinkan kapaistas produksi sebesar 90 juta ton per tahun secara gabungan. Sehingga dengan asumsi harga batu bara yang kurang lebih sama dengan kondisi saat ini, maka pendapatan perseroan akan tetap tinggi di masa yang akan datang.
Ditambahkan, BUMI tidak memiliki beban bunga yang besar usai pelunasan utang PKPU pada bulan Oktober 2022. Bahkan, BUMI telah memenuhi ketentuan regulator pasar modal yang tertuang dalam peraturan IX.L 1 terkait rencana kuasi reorganisasi.
Dalam dalam prospektus yang disampaikan ke BEI Selasa (23/4) menyebutkan alasan kuasi tersebut bahwa performa keuangan perusahaan telah meningkat dalam 3 tahun terakhir, meskipun dihadapkan dengan fluktuasi harga batu bara.
Pendapatan perusahaan naik 82% dari USD 1.008,2 juta pada 2021 menjadi USD 1.830,1 juta pada 2022. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga batu bara secara global, dipicu oleh ketidakseimbangan permintaan dan penawaran, serta dampak perang Rusia-Ukraina.
Pada tahun 2023, pendapatan hanya turun sebesar 8,2%, meskipun harga batu bara menurun 33% dibandingkan dengan tahun 2022. Pada Oktober 2022, BUMI melunasi seluruh utangnya berdasarkan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), senilai USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 24 triliun, melalui peningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD). Pelunasan ini menjadikan BUMI bebas utang dan tidak lagi membayar bunga kepada kreditur sejak Desember 2017. Rata-rata laba bersih selama 3 tahun terakhir adalah US$ 234,7 juta, menunjukkan prospek yang positif.
Adapun manfaat kuasi reorganisasi bagi Bumi Resources mencakup:
- Memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi keuangan saat ini dan masa depan, memungkinkan perusahaan untuk memulai dengan kondisi keuangan yang lebih baik, tanpa dibebani defisit masa lalu.
- Memperbaiki struktur ekuitas dengan menghilangkan defisit menggunakan saldo agio saham.
- Dengan tidak adanya defisit, perseroan dapat memberikan dampak positif bagi pemegang saham dengan membagikan dividen, yang dapat meningkatkan minat investor.
- Tanpa defisit, perusahaan lebih mudah mendapatkan pendanaan untuk pengembangan usaha.
- Meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan nilai investasi bagi investor.
Sementara itu, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), bagian dari Grup Bakrie dan Salim, melonjak tiba-tiba saat awal sesi perdagangan pada 23 April 2024. Hingga mendekati akhir sesi 1, tepatnya pada pukul 11.40 WIB, saham BUMI diperdagangkan di harga Rp 105, naik 23,53%.
Related News
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M