EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Jumat, 15 November 2024 menukik 0,74 persen menjadi 7.161. Pelemahan itu, dipimpin saham-saham sektor basic materials 1,92 persen, dan cyclicals 1,38 persen. Investor asing membukukan net sell Rp283,68 miliar di pasar regular.

Saham paling banyak dijual misalnya BBRI, BMRI, BBNI, TLKM, dan GOTO. Penyebab kejatuhan itu, dipicu outflow asing setelah Jerome Powell mengirim sinyal pemangkasan suku bunga akan lebih lambat. Sementara, Indonesia mencatat surplus neraca dagang USD2,7 miliar pada Oktober 2024, lebih rendah dibanding edisi September 2024 di kisaran USD3,23 miliar.

Itu didorong pertumbuhan impor 17,49 persen yoy, dan ekspor tumbuh 10,25 persen yoy. Secara teknikal, IHSG melanjutkan pelemahan setelah breakdown dari level MA200 sementara indicator stochastic dan MACD masih berada di area death cross. IHSG masih akan diperdagangkan terbatas cenderung merah dengan support level 7.182, dan resistance level 7.319. 

Pasar akan mencermati perkembangan rupiah untuk melihat arah kebijkan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada rapat Dewan Gubernur (RDG) Rabu, 20 November 2024 mendatang. Reliance sekuritas menjagokan sejumlah saham laik koleksi antara lain BRIS, RAJA, FILM, dan PYFA. 

Pagi ini, bursa Asia mayoritas diperdagangkan mixed.  Indeks Nikkei 225 susut 0,91 persen, dan indeks Kospi menguat 2,18 persen. Pasar Asia relatif mengalami pelemahan minggu kemarin didorong penuran bobot negara-negara emerging market dari big fund global. Sementara Citigrup menyatakan kebijakan Trump dapat menghambat pertumbuhan global, dan penguatan dolar makin menekan pasar ekuitas Emerging Market. 

Sementara itu, indeks utama bursa Amerika Serikat (AS) ditutup mayoritas melemah. Pelemahan indeks AS didorong lonjakan yield treasury US 10 tahun menyentuh level 4.505, dan statement Jerome Powell pada pemangkasan suku bunga. Lalu, data penjualan retail AS edisi Oktober 2024 tumbuh relatif kuat di atas ekspektasi pasar 0,4 persen mom/2,8 persen yoy. (*)