Bursa Asia Mixed, IHSG Mencoba Bangkit
Seorang pengunjung mengabadikan pergerakan saham melalui smartphone. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melepuh 0,18 persen menjadi 7.308. Pelemahan itu, dipimpin saham-saham sektor consumer non-cyclicals susut 1,79 persen, dan properties & real estate anjlok 1,56 persen. Asing membukukan net sell Rp816,16 miliar di pasar reguler.
Saham-saham paling banyak dijual investor mancanegara yaitu BBRI, BMRI, TLKM, BBCA, dan BBNI. Katalis negatif IHSG datang dari pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD), dan pelaku pasar tengah mengantisipasi kebijakan presiden terpilih AS Donald Trump menjadi Presiden US dengan kebijakan stimulus China, dan dampaknya ke negara Asia.
Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk black spinning top namun indikator stochastic golden cross pada area oversold. Itu artinya IHSG berpeluang besar bergerak variatif dengan kecenderungan menguat. Sepanjang perdagangan hari ini, Kamis, 14 November 2024 IHSG akan menjelajahi support level 7.182, dan resistance level 7.386.
Menilik data dan fakta itu, Reliance Sekuritas merekomendasikan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Delta Dunia (DOID), Bank Syariah Indonesia alias BSI (BRIS), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan XL Axiata (EXCL). Pagi ini, bursa Asia, mayoritas bergerak mixed. Indeks Nikkei 225 naik 0,61 persen, dan indeks Kospi susut 0,00 persen.
Sementara itu, indeks utama bursa AS ditutup mayoritas menguat. Sentimen positif berasal dari rilis data inflasi Oktober 2024 sesuai dengan konsensus pasar atau sebesar 2,6 persen yoy. Itu menunjukkan The Fed dapat melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter. (*)
Related News
Tekanan Jual Reda, IHSG Potensial Rebound
Target Pungutan Ekspor Sawit Diturunkan, ini Rekomendasi Analis
Saham Telekomunikasi Jadi Unggulan Hari ini, Coba yang Berikut
Wall Street Meroket, IHSG Konsisten Negatif
IHSG Lesu, Koleksi Saham JSMR, TLKM, dan ANTM
Tertekan, IHSG Orbit Level 7.070