EmitenNews.com - Energi Mega Persada (ENRG) tengah merancang buyback maksimal USD12 juta alias setara Rp192,22 miliar. Angka itu dengan asumsi kurs tengah Bank Indonesia edisi 17 Desember 2024 senilai Rp16.019 per dolar Amerika Serikat (USD). 

Dengan asumsi harga penutupan saham perseroan pada 17 Desember 2024 sejumlah Rp236 per lembar, emiten Bakrie Group itu, menaksir jumlah saham yang akan dibeli kembali sebanyak 814,52 juta helai atau 3,28 persen dari seluruh saham beredar.

Tindakan tersebut dilatari price earning ratio (PER), dan price to value (PBV) saham perseroan masih cukup jauh dibanding seluruh perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Per 30 September 2024, perseroan mengemas PER 5,23x dan PBV 0,56x, dan seluruh emiten dengan PER 12,18x, dan PBV 2,18x.

Sedangkan seluruh emiten bergerak sektor energi mengantongi PER 8,72x, dan PBV 2,50x. Dengan asumsi buyback 814,52 juta lembar, tindakan tersebut tidak akan berdampak negatif pada kegiatan operasional, proforma pendapatan, dan peningkatan laba per saham perseroan. 

Kalkulasi proforma laba neto per saham setelah dilakukan buyback menjadi USD0,00214 dari USD0,00207. Laba neto diatribusikan kepada pemilik entitas induk tetap USD51,27 juta, dan jumlah saham menjadi 24 miliar lembar dari 24,82 miliar eksemplar. ”Jadi, tidak terdapat perkiraan penurunan pendapatan setelah buyback,” tegas Edoardus Ardianto, Wakil Direktur Utama Energi Mega Persada. 

Selanjutnya, terhadap saham hasil buyback, perseroan akan melaksanakan pengalihan saham treasuri dengan cara dan ketentuan sesuai POJK Nomor 29 tahun 2023. ”Saat ini, kami belum dapat membocorkan mengenai rencana pengalihan saham hasil buyback,” kelit Eduardus. (*)