Buyback Obligasi Lippo Karawaci (LPKR) Tingkatkan Keanekaragaman Pendanaan
EmitenNews.com—Pembelian kembali obligasi PT Lippo Karawaci TBK (Lippo, B-/Stabil) dari Indonesia, jika diterima oleh pemegang surat utang tanpa jaminan senilai USD405 juta yang jatuh tempo pada Januari 2025 dan surat utang tanpa jaminan sebesar USD417 juta yang jatuh tempo pada Oktober 2026 , akan memperluas keragaman pendanaan dan mengurangi risiko mata uang asing, kata Fitch Ratings.
Pasalnya, Lippo akan mendanai pembelian kembali obligasi hingga jumlah discretionary acceptance menggunakan pinjaman bank sindikasi selama tujuh tahun hingga Rp6 triliun (sekitar USD380 juta).
Proforma untuk transaksi ini, utang bank dalam mata uang lokal Lippo akan terdiri dari sebagian besar pinjamannya, melampaui obligasi lintas batas dolar AS, yang saat ini hampir 90% dari total utang. Pinjaman sindikasi juga akan mendukung profil pembayaran utang yang lebih tersebar, dengan pokok pinjaman dilunasi selama tujuh tahun, meskipun sebagian besar pembayaran telah berakhir.
Fitch menganggap langkah Lippo sebagai oportunistik, dan tidak memperlakukannya sebagai bursa utang yang tertekan (DDE). Hal ini karena kami yakin perusahaan tidak akan gagal bayar jika pembelian kembali tidak berhasil, karena Lippo memiliki likuiditas yang cukup dalam 12 bulan ke depan, dan memiliki waktu hampir dua tahun lagi untuk menangani surat utang tahun 2025 tanpa jaminan sebesar USD405 juta.
Namun demikian, pembelian kembali akan menghasilkan pengurangan yang material bagi investor, mengingat Lippo kemungkinan akan membeli kembali surat utang tersebut di bawah nilai pari (tetapi mungkin di atas harga pasar) dan telah menggabungkannya dengan permintaan persetujuan untuk mengubah perjanjian yang membatasi.
Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating Lippo di 'B-' didukung oleh ekspektasi kami untuk membaik, meskipun arus kas bebas masih negatif, karena prapenjualan akan melambat karena melemahnya permintaan di tengah kenaikan inflasi dan suku bunga.
Perusahaan memiliki likuiditas yang cukup, dengan saldo kas sebesar Rp1,4 triliun per 30 September 2022 tidak termasuk anak perusahaan utama yang terdaftar, PT Siloam International Hospitals Tbk dan PT Lippo Cikarang Tbk.
Related News
IHSG Ditutup Turun 0,55 Persen, Terseret Sektor dan Saham Ini
Bos GEMA Belum Berhenti Serok Saham, Ada Aksi Korporasi?
Pendapatan Drop 34,7 Persen, RONY Catat Laba Naik di Kuartal III
Emiten Otomotif TP Rachmat (ASLC) Pertahankan Target Pertumbuhan 2024
WTON Sebut Capai Target Kontrak Baru Hingga 81 Persen di Oktober 2024
Dian Swastatika (DSSA) Rilis Surat Utang Rp3,5T, Bunga 6,5-8,62 Persen