Caplok 30 Persen Saham ProSTEM, Begini Penjelasan PRDA

Narasumber yang hadir pada acara Prodia Meet The Press with ProSTEM Senin (14/7): 1. Andi Wijaya - Founder & Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada Tbk & PT Prodia StemCell Indonesia 2. Cynthia Retna Sartika - Direktur PT Prodia StemCell Indonesia 3. Dewi Muliaty - Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk. 4. Liana Kuswandi - Direktur Keuangan PT Prodia Widyahusada Tbk.
EmitenNews.com - PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) akhir-akhir ini menggencarkan kemitraan strategis dengan mengakuisisi 30% saham PT ProSTEM Indonesia senilai Rp33 miliar.
Bukan tanpa sebab, kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam ekosistem versi baru pelayanan klinik Prodia dengan terapi regeneratif berbasis sel punca (stem cell) di Indonesia.
“Dengan Prodia memiliki 30 persen saham, kita jadi lebih terbuka dalam pengembangan. Kita tahu ke mana arah R&D-nya, dan bisa integrasikan dengan tes diagnostik dan follow-up setelah treatment,” ujar Direktur ProSTEM Cynthia Retna Sartika dalam acara Prodia Meet The Press yang dihelat pada Senin (14/7).
Didirikan sejak 2010, ProSTEM dikenal sebagai pelopor layanan terapi sel punca (stem cell) dengan fasilitas laboratorium seluas 3.046 m² yang bernama Laboratorium ACT-PLab atau Advanced Cell Therapy Production Laboratory yang mana telah memenuhi standar cGMP, CPOB dari BPOM, serta sertifikasi internasional seperti ISO 9001:2015, AABB, dan FACT-NetCord.
Adapun, sel punca diproduksi dan disimpan dengan aman di fasilitas ACT-PLab ProSTEM pada suhu -196°C, yang selanjutnya dapat digunakan oleh dokter spesialis di rumah sakit yang telah memiliki izin terapi sel.
Performa ProSTEM terbilang impresif, dengan pertumbuhan pendapatan 46% (year-on-year) secara tahunan pada 2024. Prodia (PRDA) memperkirakan kontribusi terhadap laba bersih akan mencapai Rp2,3 miliar pada 2026 dan meningkat bertahap hingga Rp10,6 miliar pada 2030. Dari sisi aset, akuisisi ini diperkirakan menambah nilai sebesar Rp1,4 miliar tahun depan dan tumbuh hingga Rp30,6 miliar di 2030.
“Kami ingin Indonesia tidak hanya jadi user, tapi jadi produsen dan pionir. Kami ingin nama Indonesia muncul di forum global terapi sel,” ujar Direktur ProSTEM, yang juga Ketua Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI).
Kolaborasi ini juga mencakup integrasi terapi sel punca di jaringan klinik Prodia, riset biomarker, edukasi publik, hingga harmonisasi regulasi. Ke depan, keduanya menargetkan ekspansi internasional, menjadikan ProSTEM pusat rujukan terapi regeneratif di Asia Tenggara.
Related News

Dirikan Anak Usaha Baru, Ini Sasaran Soechi Lines (SOCI)

Emiten FCA (ICON) Setujui Rombak Direksi & Tak Bagi Dividen

Direktur IMPC Koleksi Saham Harga Rp300 per lembar

Kejutan! BlackRock & Vanguard Masuk Saham BBRI Bareng JP Morgan

WIR Asia (WIRG) Sisakan Dana IPO di Bank CIMB Niaga, Bunga 2,5 Persen

KJEN Catat Laba Anjlok 73,8 Persen Sisa Rp157 Juta di Semester I-2025