EmitenNews.com - PT Garuda Indonesia (GIAA) paruh pertama 2022 mencatat laba bersih USD3,76 miliar setara Rp56,4 triliun dengan asumsi kurs Rp15 ribu per dolar Amerika Serikat (USD). Hasil itu melambung 522 persen dari periode sama tahun lalu rugi USD898,65 juta alias Rp13,4 triliun. 


Lonjakan kinerja itu didukung pendapatan usaha USD878,69 juta, melejit 26 persen dari edisi sama tahun lalu USD696,80 juta. Pendapatan itu, dikontribusi penerbangan terjadwal USD677,28 juta, naik 21 persen dibanding periode sama tahun lalu USD556,53 juta. 


Lalu, penerbangan tidak terjadwal USD87,57 juta, menanjak 110 persen dari edisi sama tahun lalu USD41,63 juta. Pendapatan lainnya, tercatat USD113,83 juta, surplus 15 persen dari edisi sama tahun lalu USD98,63 juta. Selanjutnya, didukung pendapatan usaha lainnya USD4,34 miliar. Melambung 1.546 persen dari edisi sama tahun lalu tekor USD301,71 juta. 


Pendapatan lainnya itu datang dari keuntungan selisih kurs USD79,97 juta, naik 58 persen dari edisi sama tahun lalu USD50,57 juta. Pendapatan lain-lain USD281,62 juta, melejit 5.023 persen dari periode sama tahun lalu minus USD5,72 juta. Penghentian dini kontrak sewa menjadi nihil dari periode sama sebelumnya rugi USD64,66 juta. 


Bagian atas hasil bersih entitas asosiasi USD260,32 ribu, anjlok 60 persen dari edisi sama tahun lalu USD657,93 ribu. Pendapatan dari restrukturisasi utang USD2,85 miliar dibanding periode sama tahun lalu nihil. Keuntungan dari restrukturisasi pembayaran USD1,33 miliar, melangit 14.055 persen dari edisi sama tahun lalu USD9,44 juta. 


Pendapatan keuangan USD890,85 ribu, menukik 41 persen dari edisi sama tahun lalu USD1,52 juta. Beban keuangan turun 28 persen menjadi USD209,89 juta dari edisi sama tahun lalu USD293,52 juta. Beban usaha turun 12 persen menjadi USD1,21 miliar dari periode sama tahun lalu di Kisaran USD1,38 juta. 


Beban itu meliputi beban operasional penerbangan USD685,97 juta, turun 10 persen dari edisi sama tahun lalu USD769,35 juta. Beban pemeliharaan dan perbaikan USD227,73 juta, susut 27 persen dari edisi sama tahun lalu USD313,53 juta. Beban umum dan administrasi USD121,16 juta, melejit 28 persen dari edisi sama tahun lalu USD94,65 juta. Beban bandara USD67,21 juta, menciut 24 persen dari edisi sama tahun lalu USD88,79 juta. 


Beban tiket, penjualan, dan promosi USD62,51 juta, bengkak 38 persen dari periode sama tahun lalu USD45,22 juta. Beban operasional hotel USD10,14 juta, bengkak 9 persen dari fase sama tahun lalu USD11,22 juta. Beban operasional transportasi USD5,37 juta, susut 28 persen dari fase sama tahun lalu USD7,54 juta. Beban operasional jaringan USD2,07 juta, turun 55 persen dari fase sama tahun lalu USD4,70 juta. 


Laba sebelum pajak USD4 miliar, melambung 506 persen dari periode sama tahun lalu rugi USD985,24 juta. Beban pajak USD245,14 juta, bengkak dari sebelumnya dengan manfaat USD83,59 juta. Laba periode berjalan USD3,75 miliar, melangit 516 persen dari fase sama tahun lalu rugi USD901,65 juta. Laba per saham dasar menjadi surplus USD0,14 dari sebelumnya minus USD0,03. 


Total ekuitas minus USD2,35 miliar, susut 61 persen dari periode akhir 2021 tekor USD6,11 miliar. Total liabilitas USD8,21 miliar, turun 38 persen dari edisi akhir 2021 sejumlah USD13,30 miliar. Total aset USD5,85 miliar, anjlok 18 persen dari posisi akhir 2021 sejumlah USD7,19 miliar. (*)