CBRE Terkoreksi, Ini Kata Andry Hakim
Salah satu kapal angkutan tambang milik CBRE.
EmitenNews.com - PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) kembali menjadi pusat perhatian setelah mengumumkan rencana aksi korporasi besar berupa rights issue jumbo dengan menerbitkan sebanyak - banyaknya 48 miliar lembar saham baru. Pada perdagangan 14 November 2025, saham CBRE ditutup turun 3,03% ke level Rp 1,120 namun secara tahunan CBRE masih mencatat kenaikan tajam hingga 5.794%.
Pergerakan harga saham ini tidak lepas dari sejumlah sentimen positif. CBRE telah menyelesaikan pembelian kapal Hai Long 106 senilai USD 100 juta dan telah berhasil mengantongi kontrak jumbo senilai Rp 4,3 Triliun dari PT. Guna Nusa Utama Fabricator yang merupakan raksasa EPCI tanah air. Hal ini membuka pintu bagi CBRE untuk mendukung proyek energi Nasional serta proyek - proyek offshore Global.
Hal ini sejalan dengan pendapat Andry Hakim (AH), CEO stockwise dan juga pemilik 5% saham CBRE saat ditemui dalam acara Stockwise pada 16 November 2025
“Prospek CBRE ke depan tetap menarik. Perusahaan memang sedang bertransformasi dan perubahan laporan keuangan biasanya membutuhkan waktu. Namun dengan adanya kontrak senilai Rp 4,3 triliun, peluang proyek penting baik di dalam maupun luar negeri terbuka sangat lebar. Selain itu akan ada peluang pembagian dividen kedepannya", ujar Andry.
Terkait rencana right issue, Andry Hakim menilai langkah ini strategis untuk memperkuat modal perusahaan, meskipun jumlah pastinya belum diputuskan. Ia menyebut bahwa pembahasan sempat mengarah pada potensi maksimum hingga 48 miliar saham baru, namun angka tersebut belum final.
Andry Hakim juga menegaskan bahwa right issue ini sudah memiliki standby buyer, sehingga potensi kegagalan dipandang sangat kecil.
“Right issue saya harapkan akan berjalan lancar karena adanya konversi Promissory Note (PN) senilai USD 25 Juta dari Hilong Shipping Holding Limited dan konsorsium Yafin Tandiono Tan senilai USD 30 Juta, sisanya sekitar 45% akan ditawarkan kepada publik, sehingga peluang berhasil akan lebih besar” jelasnya.
Dengan kombinasi kontrak bernilai triliunan, rencana ekspansi armada, dan kepastian pendanaan melalui right issue, CBRE dinilai berada di titik balik yang dapat mengubah skala bisnisnya. Investor kini menunggu bagaimana transformasi tersebut tercermin pada performa keuangan dan pergerakan saham dalam beberapa kuartal mendatang.
Related News
Aksi Baru MTDL, Transaksi Rp150M
Sentimen Positif Deras, Saham BRRC Diramal Siap Melonjak
Investor Ini Borong 38,7 Juta Saham HATM, Harga Bawah Pasar
Kedoya Adyaraya (RSGK) Tarik Utang Rp200M dari BNGA
TRUK Ngegas! Pengendali hingga Komisaris Turun Tangan
4 Pentolan CSRN Kompak Mundur, Ada Apa?





