Cetak Laba Rp21,5 Triliun di 2024, Bagaimana Prospek Saham BBNI?

Ilustrasi perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Dok/EmitenNews
Pertumbuhan kredit ini didukung oleh segmen korporasi yang naik 17,6% dan konsumer yang meningkat 14,5%. Perusahaan Anak juga mencatatkan pertumbuhan kredit signifikan sebesar 79,7% YoY dengan profitabilitas tetap terjaga.
Ekspansi kredit yang prudent diikuti dengan penguatan kualitas aset, tercermin dari Non-Performing Loan (NPL) yang turun menjadi 2%, serta Loan at Risk (LaR) dan Credit Cost masing-masing turun menjadi 10,3% dan 1,1%.
"Meskipun kualitas aset kami kuat, BNI tetap berhati-hati dan bertumbuh secara konservatif di tengah ketidakpastian global," ujar Novita.
Dengan adanya pertumbuhan kredit yang sehat dibarengi oleh efisiensi operasional, pendapatan sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Income (PPOP) mampu menunjukkan perbaikan. Secara kuartalan, PPOP periode tiga bulanan di Kuartal IV-2024 menyentuh angka tertinggi sebesar Rp9,5 triliun, sehingga total PPOP sepanjang 2024 mencapai Rp34,83 triliun.
BNI telah melakukan pembentukan CKPN secara memadai selama tahun 2024, tercermin dari Loan at Risk Coverage yang mencapai 48,8% serta NPL Coverage yang terjaga di level 255,8%. Fundamental yang solid ini menjadi landasan bagi BNI untuk dapat tumbuh secara prudent pada tahun 2025.
BNI juga mendapatkan tambahan likuiditas dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia sebesar 2,6% pada tahun 2024. "Insentif KLM tersebut memungkinkan kami untuk tetap mencatat pertumbuhan kredit yang sehat pada 2024 dengan rasio LDR di level 96%," ungkap Novita.
Related News

LPS: Likuiditas Perbankan pada Kuartal I 2025 Membaik

Pertamina NRE Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Monitor PLTS

Kemenperin Gandeng JICA Pacu Digitalisasi IKM Komponen Otomotif

IHSG Ditutup Melesat 0,99 Persen, Seluruh Sektor Naik

IHSG Naik 0,77 Persen di Sesi I, UNVR, PGEO, MDKA

Short Selling Ditunda, BEI Juga Cabut Daftar Efek