EmitenNews.com - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), entitas pengelola jaringan bioskop Cinemax XXImembukukan penurunan kinerja sepanjang semester I-2025.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian tidak diaudit per 30 Juni 2025 yang diterbitkan Senin (28/7), disebutkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp288,56 miliar, turun 25,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp389,19 miliar.

Total pendapatan CNMA pada paruh pertama 2025 mencapai Rp2,88 triliun, turun tipis 2,6% dari Rp2,96 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan terbesar terjadi pada segmen penjualan tiket yang terkoreksi 4% menjadi Rp1,80 triliun dari Rp1,87 triliun.

Segmen makanan dan minuman juga mencatatkan penurunan 1,3% menjadi Rp968,02 miliar dari Rp980,40 miliar pada semester I-2024. Sementara itu, pendapatan dari platform digital justru meningkat 22,5% menjadi Rp69,24 miliar dari Rp56,56 miliar, mencerminkan potensi pertumbuhan dari diversifikasi layanan digital CNMA.

Dari sisi beban operasional, CNMA mencatatkan kenaikan beban penyusutan sebesar 8,6% menjadi Rp400,63 miliar dari Rp368,73 miliar. Total beban dan biaya operasi naik 2,1% menjadi Rp2,44 triliun, yang turut menekan margin laba operasional.

Laba usaha perusahaan turun 21,2% menjadi Rp439,90 miliar dibandingkan Rp558,73 miliar pada semester I-2024. Setelah memperhitungkan beban pajak sebesar Rp83,97 miliar, laba sebelum pajak CNMA turun 23% menjadi Rp407,94 miliar.

Posisi Neraca Stabil, tapi Ekuitas Turun Tipis

Dari sisi neraca, total liabilitas per 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp2,38 triliun, sedikit turun 1,2% dibandingkan posisi akhir Desember 2024 yang sebesar Rp2,41 triliun. Penurunan utang pajak penghasilan menjadi Rp38,63 miliar dari sebelumnya Rp111,66 miliar turut berkontribusi pada penyusutan liabilitas jangka pendek.

Namun demikian, ekuitas perusahaan turun 3,2% menjadi Rp4,45 triliun, dari Rp4,60 triliun per akhir 2024. Penurunan ini turut dipengaruhi oleh pembelian kembali saham (buyback) yang tercermin dari munculnya akun saham tresuri senilai Rp101,72 miliar di laporan posisi keuangan.

Rasio laba per saham dasar dan dilusian juga turun dari Rp4,67 pada semester I-2024 menjadi Rp3,47 pada periode yang sama tahun ini, mencerminkan koreksi profitabilitas secara per lembar saham.