EmitenNews.com - Kepemilikan rumah (home ownership) seharusnya bukan target utama dalam kebijakan publik, melainkan memberikan ruang bagi masyarakat untuk tumbuh secara ekonomi dan sosial.

“Percuma seseorang punya rumah tapi tetap miskin,” kata CEO Center for Market Education (CME), Carmelo Ferlito 

Ferlito menekankan kecondongannya dalam hal memastikan masyarakat terlebih dahulu memiliki mobilitas ekonomi yang tinggi agar mereka punya opsi termasuk membeli rumah jika memang dibutuhkan.

“Jadi home ownership itu tidak wajib, tapi kepemilikan rumah bisa menjadi opsi selama mereka bisa tumbuh secara ekonomi. Kalau ada kewajiban ekonomi jangka panjang di Jakarta, bisa tuh beli rumah,” ucapnya.

Ia menilai bahwa pembangunan perumahan tidak bisa dilepaskan dari dinamika pasar. 

Target pemerintah membangun 3 juta rumah, menurutnya, tidak akan tercapai tanpa adanya permintaan pasar atau owner yang seimbang. 

Ferlito mengajak pemangku kebijakan untuk berpikir lebih luas dalam konteks pengembangan kota (urban development), yang mencakup konektivitas dan mobilitas sebagai faktor utama.

Daripada berfokus pada pembangunan fisik semata, CME menyarankan agar kebijakan pemerintah dialihkan pada skema yang lebih tepat sasaran. Salah satunya adalah subsidi untuk skema sewa rumah (rented scheme) guna memberikan fleksibilitas dan akses tempat tinggal strategis yang lebih sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat.

“Bukan menempatkan subjek harus punya rumah, tapi menempatkan mereka di kondisi di mana mereka bisa tumbuh secara ekonomi dan bisa punya opsi,” tutup Ferlito.