CPO Naik, Cisadane Sawit Raya (CSRA) Genjot Pertumbuhan Bisnis di 2022
EmitenNews.com - PT Cisadane Sawit Raya Tbk. (CSRA) akan fokus untuk mempercepat pertumbuhan bisnis di tahun 2022. Sebagai bagian dari persiapan pertumbuhan, CSRA telah meluncurkan dan mengalami kemajuan dalam melakukan serangkaian inisiasi pengembangan strategis Perusahaan, termasuk didalamnya adalah proyek pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas 45 ton per jam di kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara yang ditargetkan selesai di bulan Desember 2022.
CSRA menganggarkan biaya konstruksi sebesar Rp180 miliar dalam proyek tersebut dimana Perusahaan akan membangun proses pengolahan minyak kelapa sawit, kantor, gudang dan sarana distribusi dalam satu kawasan.
Pendanaan dari proyek ini berasal dari pendanaan internal dan fasilitas kredit bank Mandiri. PKS ini nantinya akan menambah kapasitas pengolahan kelapa sawit CSRA yang sudah ada sejak tahun 2007 dengan kapasitas 60 ton per jam di kabupaten Labuhan Batu Sumatera Utara (PKS-1).
Meski sempat sedikit mengalami gangguan operasional akibat pandemi, secara keseluruhan kinerja CSRA masih bisa berjalan secara optimal dan memiliki peluang untuk terus tumbuh. Harga CPO menunjukkan kenaikan tertinggi dalam 9 (sembilan) tahun terakhir. Hal tersebut mengakibatkan sektor perkebunan kelapa sawit nasional mendapatkan rating tinggi dibanding sektor lainnya.
Sampai dengan periode Desember 2021, harga kontrak berjangka CPO di Malaysia Derivative Exchange telah mencapai level RM6.500/ton, sedangkan harga CPO FOB Indonesia telah naik di atas level Rp15.500/kg pada akhir bulan Desember 2021.
CSRA menyambut baik dicabutnya kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) yang sempat dicanangkan oleh Pemerintah, walaupun apabila diterapkan tidak berdampak secara langsung terhadap Perusahaan. CSRA memandang apabila dilaksanakan, kebijakan DMO dan DPO ini memiliki tantangan tersendiri bagi Pemerintah untuk menerapkan strategi pengimplementasian nya.
CSRA terus menjaga profitabilitas nya dan memiliki beberapa program strategis yang sedang berjalan, termasuk diantaranya strategi operasional yang kuat, meningkatkan efisiensi produksi dengan melakukan overhaul pada PKS-1 dan menjaga keseimbangan biaya.
Untuk mendukung hal tersebut, CSRA melaksanakan strategi yang relevan dalam menangkap peluang pemulihan market serta mengoptimalkan keberlanjutan operasionalnya. Salah satu diantaranya dengan menjalankan bisnis sesuai dengan praktik bisnis kelapa sawit yang sehat dan benar sebagaimana diatur dalam standar yang ditetapkan dalam Indonesia Sustainability Palm Oil (ISPO).
Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis CSRA, Seman Sendjaja menyampaikan "dengan memiliki posisi dana kas yang cukup besar, kami mengambil langkah cepat dalam mengamankan neraca serta secara bijaksana mengelola likuiditas ditengah kondisi yang penuh tantangan saat ini.
Related News
Grup Lippo (SILO) Obral Saham ke Karyawan Harga Bawah, Ini Tujuannya
MEDC Siap Lunasi Obligasi Rp476,3 M, Telisik Sumber Dananya
Pendapatan Oke, Laba NCKL Kuartal III 2024 Tembus Rp4,83 Triliun
Transaksi Beres, Menantu Megawati Siap Tender Wajib Saham MINA
Harga Miring, Sejahtera Raya Repo 55 Juta Saham IMAS Rp652 per Helai
Melejit 42,98 Persen, SMRA Kuartal III 2024 Raup Laba Rp933,7 Miliar