EmitenNews.com - Ini dampak harga baru BBM. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi berpotensi memicu kenaikan inflasi hingga 6,27 persen. Pemerintah menaikkan 3 jenis BBM --Pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter, Pertamax Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter dan Solar dari Rp5.150 menjadi Rp 6.800 per liter.


Lembaga ECO Macro Blast, dalam keterangannya Minggu (4/9/2022), menghitung kenaikan harga ketiga jenis BBM tersebut akan memicu naiknya inflasi. Kenaikan harga Pertalite sebesar 30,72 persen dan Pertamax 16,00 persen tersebut secara total akan menyumbang inflasi sebesar 1,35 ppt. Untuk kenaikan harga Solar sebesar 32,04 persen akan berkontribusi sebesar 0,17 ppt pada tingkat inflasi.


"Hitungan ini sudah memperhitungkan first round impact atau dampak kenaikan harga ketiga jenis BBM tersebut secara langsung, dan second round impact atau dampak lanjutan pada inflasi seperti naiknya harga jasa transportasi, distribusi, hingga kenaikan sebagian harga barang dan jasa lainnya pula." Demikian catatan lembaga itu.


Dengan demikian lembaga tersebut memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2022 akan berada pada kisaran 6,27 persen. Itu berarti lebih tinggi dari angka proyeksi awal yang sebesar 4,60 persen. Inflasi inti diproyeksi akan berada pada kisaran 4,35 persen pada akhir tahun 2022.


Sementara itu, suku bunga acuan juga diprediksi bakal lebih tinggi dibandingkan perkiraan awal. Apabila kenaikan inflasi umum ke kisaran 6,27 persen tahun ini dan inflasi inti ke atas target range akan mendorong Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan (BI7 DRRR) sebesar maksimal 100 bps ke 4,75 persen pada sisa tahun 2022, atau lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi awal kami yang sebesar 50 bps ke 4,25 persen sebelum adanya kenaikan BBM bersubsidi. ***